Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Presiden China Xi Jinping bertemu dengan Perdana Menteri Pakistan Shahbaz Sharif di Balai Agung Rakyat di Beijing, ibu kota China, pada 2 November 2022. Foto: Xinhua/Xie Huanchi.
Presiden China Xi Jinping bertemu dengan Perdana Menteri Pakistan Shahbaz Sharif di Balai Agung Rakyat di Beijing, ibu kota China, pada 2 November 2022. Foto: Xinhua/Xie Huanchi.

Xi Jinping Pastikan PM Pakistan Dapat Dukungan China



Berita Baru, Islamabad – Pemimpin tertinggi China Xi Jinping menegaskan bahwa pihaknya akan terus mendukung Pakistan dalam membantu menstabilkan ekonominya, Rabu (2/11).

Hal itu dikatakan Xi Jinping saat menjamu Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif di Beijing dalam kunjungan terakhir 2 harinya di China, sebuah kunjungan pertamanya ke China sejak menjabat pada April lalu.

Xi mengatakan kedua tetangga harus meningkatkan kolaborasi dalam pengembangan Koridor Ekonomi China-Pakistan (CPEC), sebuah proyek infrastruktur senilai $60 miliar, serta mempercepat pekerjaan pembangunan pelabuhan Gwadar di provinsi Balochistan Pakistan.

Sementara itu, Sharif berterima kasih kepada Xi atas “bantuan tak ternilai dari China untuk bantuan dan rehabilitasi Pakistan” setelah banjir baru-baru ini, yang menewaskan lebih dari 1.700 orang dan mempengaruhi sekitar 33 juta orang.

Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya mengatakan para pemimpin berbicara tentang berbagai proyek “strategis penting”, termasuk pekerjaan di CPEC dan pembangunan jalur kereta api.

Sharif mengatakan Pakistan mendapat inspirasi dari pembangunan sosial ekonomi China dan tekad nasional untuk kemajuan dan kemakmuran.

Dalam kesempatan itu, Sharif juga menyampaikan undangan kepada Xi untuk berkunjung ke Pakistan, dan Xi Jinping akan menerima undangan itu, menurut laporan Xinhua.

Kemudian pada hari Rabu, Sharif juga bertemu dengan mitranya dari China, Li Keqiang.

Hubungan sekutu historis Pakistan dan China hanya tumbuh lebih kuat selama dekade terakhir, periode di mana hubungan Islamabad dengan AS secara bertahap semakin keruh.