WNI di Australia Harus Bayar AU$30 untuk Surat Keterangan Jalan
Berita Baru, Internasional — Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Sydney menyampaikan perlunya surat keterangan jalan bagi Warga Negara Indonesia (WNI) di luar negeri apabila ingin pulang ke Indonesia. KJRI Sydney merupakan salah satu perwakilan yang menyampaikan perlunya surat keterangan tersebut di halaman FB sejak hari Sabtu lalu (9/05).
“Bagi WNI yang akan pulang ke Indonesia dan melanjutkan perjalanan domestik (bukan dalam rangka mudik) ada beberapa dokumen yang diperlukan pada saat kedatangan di Bandara Soekarno-Hatta,” demikian unggahan KJRI Sydney.
Dalam keterangannya, batasan akhir untuk bisa pulang ke Indonesia adalah tanggal 31 Mei. Adapun surat keterangan jalan tersebut dapat diperoleh di kantor KJRI terdekat dengan membayar biaya sebesar AU$30 atau sekitar Rp300 ribu.
Tidak sedikit WNI di Australia yang merespons postingan KJRI itu. Mereka merasa keberaratan dengan adanya biaya untuk mendapakan surat jalan.
“Keadaan sudah sulit karena COVID-19 ada yg mau pulang ke tanah air malah dipersulit suruh bayar pula. Pak Jokowi tolong dicek nih pelayanan ke warga Indonesia,” tulis Lis Panggabean di kolom komentar.
Selain itu, akun yang memiliki nama Memma Fredika menanyakan kenapa tidak digratiskan saja bagi WNI, dengan alasan WNI di luar negeri sudah membayar pajak dan kondisi ekonomi saat ini susah. You should have compassion.
“Negara hadir? Cuma surat keterangan dan banyak syarat masih juga harus bayar? Perlindungan di mana?” tulis Herriyanto Herriyanto.
Seorang WNI yang juga ikut mempertanyakan adanya biaya untuk memperoleh Surat Keterangan Jalan tersebut adalah Satya Irfananda.
“Serius? Bukannya dipermudah dan dibantu, malah disuruh bayar $30,” tulis Satya Irfananda.
Satya sudah memiliki rencana pulang ke Indonesia karena baru saja menyelesaikan studinya di salah satu TAFE di Sydney, dan tertunda dengan adanya pandemi COVID-19.
“Tadinya saya berencana pulang bulan ini. Tapi melihat persyaratan yang macam-macam kalau mau pulang sebelum Juni, jadi saya menunda kepulangan sampai Juni nanti,” kata Satya dalam percakapannya dengan wartawan ABC Indonesia.
Selain alasan pendidikan, ia kembali ke Indonesia juga dikarenakan tabungannya semakin menipis setelah tinggal selama tiga tahun di Sydney.
“Visa saya masih sampai Agustus, tapi saya merasa lebih baik pulang saja, karena tabungan yang makin menipis dan juga sulit mencari pekerjaan casual saat ini,” kata Satya lagi.