Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

WHO Kecewa, China Tolak Tim Penyelidik Asal-usul Virus Corona di China

WHO Kecewa, China Tolak Tim Penyelidik Asal-usul Virus Corona di China



Berita Baru, Internasional – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut China telah menolak kedatangan tim peneliti WHO yang bertujuan menyelidiki asal mula pandemi virus corona, SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.

Sepeti dilansir dari CNN Internasional, Rabu (6/1/), Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, dua peneliti dari tim tersebut telah berangkat ke Wuhan. Tetapi mereka diberi tahu bahwa otoritas China masih belum memberi izin yang dibutuhkan untuk memasuki negara itu.

“Saya sangat kecewa dengan kabar ini. Saya telah berkomunikasi dengan pejabat senior China, dan sekali lagi menegaskan bahwa misi ini sangat penting bagi WHO dan tim internasional,” kata Tedros dalam konferensi pers di Jenewa, Selasa (5/1).

Misi penyelidikan Tedros mengatakan, WHO berharap bisa segera menjalankan misi penyelidikan tersebut secepat mungkin, dan mengatakan bahwa Beijing sebelumnya telah menjamin bahwa proses perizinan sedang diurus secepat mungkin agar tim peneliti bisa segera tiba.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Program Darurat WHO, Dr Michael Ryan mengatakan, kedatangan dua orang tim peneliti ke Wuhan terhambat karena proses pengurusan visa. Dia menyebut, satu dari dua orang itu telah kembali ke negara asalnya, sedangkan satu orang lagi masih menunggu dan saat ini sedang transit di negara lain.

Ryan mengatakan, tim peneliti berharap bawah penolakan memasuki China hanya disebabkan oleh masalah logistik dan birokrasi, yang diharapkan bisa diselesaikan secepat mungkin.

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara terbuka menuding China sebagai penyebab pandemi virus corona, dan bahkan sempat menyatakan akan memutus hubungan kerja sama dengan WHO.

Trump menuduh China tidak jujur dalam laporan awal mereka tentang virus corona, dan menuduh Negeri Tirai Bambu telah menekan WHO, yang mengakibatkan negara-negara lain bergerak ke arah yang salah.

Terbuka dan transparan Pada November 2020, Garrett Grigsby dari Departemen Kesehatan AS, meminta agar penyelidikan yang dilakukan oleh WHO di China dilaksanakan secara terbuka dan transparan.

Di sisi lain, pemerintah China telah berulangkali membantah tuduhan bahwa mereka menutupi informasi terkait virus corona, seperti yang dilontarkan oleh AS maupun negara-negara Barat lain. 

Beijing berulangkali mengataka bahwa berbagai hasil riset telah menunjukkan bahwa pandemi lebih mungkin terjadi karena adanya persebaran wabah di berbagai belahan dunia, dan tidak eksklusif di China.

Tensi geopolitik menghambat penanganan pandemi Direktur Pusat Kesehatan Global di Jenewa, Ilona Kickbusch mengatakan, faktor geopolitik telah menjadi penghambat negara-negara di dunia untuk saling bekerja sama menghentikan pandemi virus corona.

Kickbusch mengatakan, tensi antar negara yang semakin meningkat, bisa menjadi penghalang untuk menemukan asal-usul pandemi yang sesungguhnya. “Saya pikir akan sangat sulit untuk menemukan asal mula dari virus itu, karena sudah banyak waktu yang terbuang,” kata Kickbusch, dilansir dari The Guardian, Selasa (5/1/2021).

Dia menambahkan, ketika pandemi SARS merebak di China dan mengakibatkan kekacauan antara 2002 hingga 2003, kerja sama dan transparansi global telah menjadi faktor penting untuk menghentikan pandemi itu.

Kickbusch mengatakan, pada saat itu Beijing dengan terbuka mengakui kesalahan mereka, dan menata ulang Kementerian Kesehatan mereka, serta membentuk Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) China.

“SARS sebenarnya membuat China memahami bahwa mereka harus lebih terintegrasi dengan sistem global. Saat itu adalah saat keterbukaan. Namun, kini semua pihak menjadi tertutup,” ujar dia.

Memanasnya tensi geopolitik, kata Kickbusch telah menjadi penyebab respons kesehatan global yang sangat buruk. Dia menyebut, perang dagang antara AS-China telah berubah menjadi ajang “saling menyalahkan”. “Hasilnya, China menutup diri sepenuhnya, dan AS melakukan apa pun yang mereka inginkan. Pada akhirnya, seluruh dunia lah yang akhirnya menderita,” kata Kickbusch.