Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Waspada Gangguan Ginjal Akut pada Anak, dr Andi Khomeini Sarankan Hindari Penggunaan Obat Sirup Parasetamol

Waspada Gangguan Ginjal Akut pada Anak, dr Andi Khomeini Sarankan Hindari Penggunaan Obat Sirup Parasetamol



Berita Baru, Jakarta – Kasus gangguan ginjal akut misterius pada anak belakangan banyak menyita perhatian publik, diduga penyebabnya akibat konsumsi sirup obat batuk. 

Menyikapi kondisi tersebut, Founder Junior Doctors Network (JDN) Indonesia, dr Andi Khomeini Takdir Haruni, menganjurkan warga untuk mewaspadai dini penggunaan obat sirup parasetamol.

“Untuk sementara waktu teman-temen mohon hindari pemakaian obat sirup parasetamol. Apalagi yang mengandung etilon-glikol dan atau di-etilen-glikol. Ditengarai sebagai satu dari beberapa penyebab terjadinya gangguan fungsi ginjal akut pada anak-anak,” tulis dr Andi Khomeini, dalam utas akun Twitter pribadinya, Selasa (18/10).

dr Andi Khomeini menjelaskan bahwa warning pertama sudah ia cuitkan pada 9 Oktober lalu mengenai gagal ginjalnya anak-anak di Gambia setelah konsumsi obat terkontaminan EG & DEG.

Diketahui, sebelum muncul ratusan kasus di Indonesia, Gambia mencatat 60-an kasus kematian anak dengan kondisi cedera ginjal diduga akibat konsumsi sirup obat batuk.

“Teman-temen jangan panik. Baca label. Kenali isi. Penting untuk tahu darimana asal obat tersebut. Jika tidak bisa dengan obat sirup, opsinya balik ke puyer,” katanya.

Menurutnya dr Andi Khomeini, tidak terlalu rumit untuk mengenali adanya zat kontaminan berbahaya tersebut jika punya sumber dayanya. 

Ia yakin para stakeholder lintas sektor sudah mulai bekerja untuk menyeleksi dan memeriksa kembali keamanan obat-obatan yang berlaku di Indonesia.

“Indonesia bisa,” tegasnya dr Andi Khomeini.

Sepengetahuan dr Andi Khomeini, Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) sudah mensyaratkan bahwa tidak boleh ada pemakaian etilen glikol dan dietilen glikol dalam obat-obatan sirup untuk anak dan dewasa.

“Jadi -imho- ini sisa perlu skrining kemungkinan kontaminan saja, termasuk produksinya di negara mana dan batch berapanya,” tururnya. 

Lebih lanjut dr Andi Khomeini menjelaskan mengenai pemakaian obat yang tepat guna menghindarinya. Pertama yang mesti dilakukan adalah penting untuk baca label, kenali isi, juga tanggal kadaluarsa.

” Termasuk negara asal obat diproduksi. -imho- obat Indonesia lebih aman. BPOM kita lebih ketat,” ujarnya.

Selain itu, ia juga menganjurkan untuk melakukan konsultasikan ke dokter dan apoteker. “Obat sesuai indikasi,” pungkas dr Andi Khomeini.