Warga Wadas Gelar Aksi Damai, Orator: Kita Sedang Melaksanakan Perintah-Nya untuk Menjaga Bumi
Berita Baru, Yogyakarta – Gerakan Masyarakat Peduli Alam Desa Wadas (GEMPADEWA) bersama Solidaritas untuk Wadas kembali gelar aksi damai di Kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Purworejo dan dilanjutkan ke Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWS-SO) Yogyakarta.
Aksi tersebut merupakan bentuk penyampaian aspirasi warga Wadas menolak proses pengadaan tanah dan rencana penambangan batuan andesit untuk pembangunan Bendungan Bener, di Desa Guntur, Purworejo, Jawa Tengah.
Tidak hanya itu, dalam tuntutannya massa aksi juga menegaskan perlawanannya terhadap teror dan intimidasi dari aparat yang terlibat sebagai pengamanan pembangunan mega proyek yang diprakarsai BBWS-SO.
Insin Sutrisno dalam rilisnya menyebut, berdasarkan catatan yang dihimpun oleh warga, sebanyak 16 kali dalam kurun waktu 28 hari kerja terhitung sejak 22 september 2021, aparat kepolisian dan sejumlah pihak datang ke Wadas.
“Apapun alasannya tamu tak diundang itu datang ke Wadas, warga menilai fenomena ini merupakan intimidasi terhadap penolakan warga terhadap rencana penambangan batuan andesit itu,” katanya, Kamis (6/1).
Dalam aksinya, GEMPADEWA juga mendorong agar pemerintah segera mencabut Omnibus Law beserta aturan turunannya dan hentikan Seluruh Proyek Strategis Nasional (PSN) yang menindas rakyat.
“Mari kita berdoa bersama-sama, saudaraku sekalian. Kita meminta kepada Allah, sang penguasa, kita meminta untuk terus menguatkan tekad kita,” tutur Oden Muhammad, salah seorang orator aksi di depan kantor BBWS-SO Yogyakarta.
Oden menyatakan bahwa perjuangan warga Wadas dalam menjaga lingkungan dan ruang hidupnya tetap lestari merupakan suatu bentuk dari melaksanakan perintah Tuhan untuk menjaga bumi.
“Apa yang dilakukan oleh kita ini adalah bentuk perjuangan, saudara sekalian. Kita sedang berjuang, kita sedang melaksanakan perintah-Nya (Allah SWT) untuk menjaga bumi dari kerusakan, dari kesewenangan-kesewenangan,” tegas Oden.