Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Warga Chile Beramai-ramai Merayakan Lahirnya Konstitusi Baru
(Foto: AP)

Warga Chile Beramai-ramai Merayakan Lahirnya Konstitusi Baru



Berita Baru, Internasional – Puluhan ribu warga Chile turun ke alun-alun utama Santiago untuk merayakan keberhasilannya dalam mendesak pemerintah melakukan perubahan konstitusi era kediktatoran Pinochet.

Konsititusi lama yang dijalankan Chile  disebut-sebut menjadi penyebab ketidaksetaraan sosial dan ekonomi warga, sebagaimana dilaporkan Al Jazeera, Senin (26/10).

Di Santiago’s Plaza Italia, sebuah tempat yang kerap menjadi arena protes perubahan, kini dipenuhi warga yang menyaksikan kembang api dan bersorak-sorai. Masyarakat berhamburan usai penghitungan suara pada Minggu (25/10) yang disiarkan secara langsung di televisi, pesta-pesta spontan pecah di sudut jalan dan di alun-alun di seluruh negeri. Bendera-bendera Pribumi Mapuche berkibar-kiar di negara itu.

Pada momentum tersebut, masyarakat Chile bersuka cita merayakan keberhasilan rakyat dalam medesak penulisan ulang konstitusi negara. Mereka mengekspresikan kegembiraaan sambil bernyanyi “kelahiran kembali” pada Minggu (25/10) malam waktu setempat.

Lebih dari tiga perempat suara dalam referendum yang dilakukan pada Minggu (25/10), 78,12 persen pemilih memutuskan untuk memilih konstitusi baru yang dirancang oleh warga.

Draft konstitusi baru disebut-sebut akan melemahkan etos kapitalis dengan jaminan hak yang lebih setara untuk perawatan kesehatan, pensiun dan pendidikan.

“Kemenangan ini adalah milik rakyat, ini berkat upaya semua orang sehingga kami berada pada momen perayaan ini,” kata Daniel, 37, kepada Kantor Berita Reuters di Plaza Nunoa Santiago.

“Yang membuat saya paling bahagia adalah partisipasi para pemuda, kaum muda yang ingin membuat perubahan.”

Presiden Chili, Sebastian Pinera, mengatakan bahwa perpecahan telah terjadi di negara itu akibat ledakan protes dan perdebatan tentang penolakan dan penerimaan rencana piagam baru.

Pinera mengatakan, setelah adanya teks konstitusi baru yang menjadi “rumah bagi semua orang”, masyarakat harus membangun persatuan kembali.

 “Sampai saat ini, konstitusi telah memecah belah kami. Mulai hari ini kita semua harus bekerja sama agar konstitusi baru menjadi kerangka besar persatuan, stabilitas, dan masa depan,” ujarnya dalam pidato yang disiarkan di Istana Moneda yang dikelilingi kabinetnya.

Pinere menegaskan bahwa draf konstitusi baru harus memasukkan warisan generasi lampau, keinginan generasi sekarang, dan harapan generasi mendatang.

Perancang draf konsititusi baru terdiri atas konvensi campuran antara legislator dan warga negara. Hal itu dilakukan lantaran ketidakpercayaan umum warga di kelas politik Chili.

Anggota konvensi konstitusional dengan 155 kursi akan dipilih pada April 2021 dan memiliki waktu hingga satu tahun untuk menyetujui draf teks, dengan proposal disetujui oleh mayoritas dua pertiga.

Di antara masalah yang kemungkinan besar akan dikedepankan adalah pengakuan populasi Pribumi Mapuche Cile, kekuatan tawar-menawar kolektif, hak atas air dan tanah, serta sistem privatisasi yang menyediakan perawatan kesehatan, pendidikan, dan pensiun.’

Warga Chili kemudian akan memberikan suara lagi apakah mereka menerima teks atau ingin kembali ke konstitusi sebelumnya.