Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Wapres
Wapres Ma’ruf Amin (Foto: BPMI Setwapres)

Wapres Minta Kemenkes dan BPOM Usut Kasus Gagal Ginjal Akut Hingga Akar



Berita Baru, Jakarta – Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin meminta agar Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) agar menelusuri sumber penyebab kasus Gagal Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA) sampai tuntas.

“Kita sudah minta Kementerian Kesehatan dan Badan POM terus melakukan pengawasan dan penertiban, selain obat, kalau bukan obat sirup, cari lagi sumbernya sampai ketemu,” kata Wapres disela kunjungan kerjanya di Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam keterangannya, Jumat (10/2/2023).

Wapres menyampaikan penyelidikan kasus ini memerlukan waktu dan investigasi mendalam. Sehingga diharapkan dapat menghasilkan sebuah kesimpulan yang akurat.

Pada masa penyelidikan ini, ia meminta kepada Kementerian Kesehatan proaktif memberikan bantuan moril dan semangat kepada keluarga korban sebagai bentuk empati pemerintah.

“Kita minta Kementerian Kesehatan untuk menyantuni orang-orang yang terkena itu,” pinta dia.

Wapres menegaskan pemerintah menaruh perhatian serius terhadap kasus gagal ginjal akut pada anak. Ia pun berkomitmen menyelidiki kasus ini agar tidak terjadi lagi di kemudian hari.

“Terus dilakukan penelusuran ya, apa hal yang menyebabkan ini. Itu saya kira pemerintah akan terus seperti itu,” kata dia.

Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta sebelumnya mengumumkan temuan dua kasus pada anak yang diduga teridentifikasi pada akhir Januari dan awal Februari 2023. Namun belakangan diklarifikasi bahwa satu di antaranya negatif ginjal akut.

Kasus itu ditemukan setelah sebelumnya Kemenkes mengatakan tidak ada lagi penambahan korban gagal ginjal akut sejak November 2022. Dalam kasus baru tersebut, satu pasien balita yang terkonfirmasi GGAPA meninggal dunia.

Kementerian Kesehatan mengatakan pasien GGAPA yang meninggal dunia di DKI Jakarta sempat mengkonsumsi obat sirop merek Praxion. Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril menyebut pasien meninggal tersebut sempat mengalami gejala batuk, demam, pilek, dan tidak bisa buang air kecil alias anuria.