Wamendag Sebut Indonesia Memiliki Potensi Pasar Game Online
Berita Baru, Jakarta — Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga menyebut bahwa Indonesia memiliki potensi pasar gim daring (game online) yang besar. Hal itu terlihat dari tingginya penetrasi digital.
Oleh sebab itu, kata dia, pemerintah punya keseriusan dalam mengembangkan industri gaming dengan mendorong pada programmer lokal untuk memproduksi game online yang menarik.
“Beberapa waktu lalu kami datang ke kreator game online itu 100 persen karya anak bangsa, orang kita sendiri yang buat dan mereka sudah banyak memiliki followers, mengadakan kompetisi yang artinya mempunyai komunitas,” tuturnya dalam BRI Group Economic Forum 2021, Kamis (28/1).
Lanjut Jerry, apabila game online yang dimainkan lebih besar dari luar negeri, hal itu akan memberatkan neraca pembayaran Indonesia lantaran banyaknya uang yang lari ke luar negeri.
Sebagai gambaran, orang yang akan bermain game online akan mengunduh game yang biasanya gratis.
Tetapi, ketika sudah menggandrungi game tersebut, maka ia rela membeli fitur-fitur dalam game berapa pun harganya.
“Memang murah 1 dolar atau mungkin Rp10 ribu sampai Rp15 ribu, tapi bayangkan yang membeli fitur itu 1 juta, 10 juta orang bahkan mungkin 50 juta itu bisa dilihat nilainya,” katanya.
Sebab itu pula lah, lanjut Jerry, negara-negara lain seperti Korea Selatan sanggup mengkapitalisasi potensi game online tersebut.
“Berkaca pada Korea Selatan dan lain bisa mengkapitalisasi dari situ, kalau kita pahami definisi ekspor bisa keluar masuk barang produk dan jasa, game online masuk di dalamnya, dan itu memberikan penghasilan dan juga manfaat yang luar biasa,” tambahnya.
Sebagaimana diketahui, pemain gim di Indonesia memang cukup besar. Bahkan salah satu lembaga riset gim dan e-sport, Newzo, yang berbasis di Belanda, mencatat total gamers Indonesia mencapai 100 juta orang, nyaris setengah dari total pemain gim di Asia Tenggara yang mencapai 248 juta orang pada 2019.
Meski demikian, total pendapatan industri gim daringnya hanya sebesar US$1,31 miliar. Sedangkan Korea Selatan, di mana jumlah pemainnya hanya 50 juta orang, pendapatan dari industri game online mencapai US$6,76 miliar.