Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Dalam foto yang disediakan oleh Kementerian Pertahanan Korea Selatan ini, roket berbahan bakar padat Korea Selatan diluncurkan di lokasi yang dirahasiakan di Korea Selatan, Rabu, 30 Maret 2022. Foto: Kementerian Pertahanan Korea Selatan via AP.
Dalam foto yang disediakan oleh Kementerian Pertahanan Korea Selatan ini, roket berbahan bakar padat Korea Selatan diluncurkan di lokasi yang dirahasiakan di Korea Selatan, Rabu, 30 Maret 2022. Foto: Kementerian Pertahanan Korea Selatan via AP.

Waktu Genting, Korea Selatan Uji Roket Luar Angkasa Berbahan Bakar Padat



Berita Baru, Seoul – Korea Selatan uji roket luar angkasa berbahan bakar padat pertamanya pada Rabu (30/3) secara sukses, di tengah kegentingan dengan tetangga sebelahnya Korea Utara.

Disaksikan langsung Menteri Pertahanan Korea Selatan, Suh Wook dan pejabat pertahanan senior lainnya peluncuran roket luar angkasa Korea Selatan dilakukan dari Taean, 150 kilometer (93 mil) barat daya Seoul.

Terlihat di foto-foto peluncuran menunjukkan roket membubung ke langit sebelum melepaskan satelit tiruan di luar angkasa.

Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan uji coba yang berhasil menandai “tonggak penting” dalam meningkatkan kemampuan pengintaian dan pengawasan berbasis ruang angkasa independen Korea Selatan.

“Datang pada waktu yang sangat genting setelah Korea Utara mencabut moratorium uji coba senjata, peluncuran uji coba kendaraan peluncuran luar angkasa berbahan bakar padat yang sukses ini merupakan tonggak penting dalam upaya militer kami untuk (membangun) sistem pengawasan berbasis ruang sepihak dan meningkatkan kemampuan pertahanan,” kata pernyataan Korea Selatan.

Korea Selatan saat ini tidak memiliki satelit pengintai militer sendiri dan bergantung pada satelit mata-mata Amerika Serikat untuk memantau fasilitas strategis di Korea Utara.

Korea Selatan mendapatkan izin AS untuk menggunakan bahan bakar padat untuk kendaraan peluncuran ruang angkasa pada tahun 2020, menghapus pembatasan yang disepakati bersama selama 20 tahun atas kekhawatiran bahwa penggunaan teknologi dapat menyebabkan rudal yang lebih besar dan memicu perlombaan senjata regional.

Tahun lalu, Amerika Serikat mencabut pembatasan lain yang tersisa untuk memungkinkan Korea Selatan mengembangkan rudal dengan jangkauan tak terbatas.

Peluncuran itu berselang 6 hari setelah Korea Utara melakukan uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) pertamanya sejak 2017. Langkah itu adalah yang terbaru dalam serangkaian uji coba senjata sejak awal tahun.

Peluncuran ICBM Korea Utara dianggap beberapa masyarakat internasional melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB, hingga telah menimbulkan kekhawatiran bahwa Korea Utara selanjutnya akan melanjutkan uji coba senjata nuklir.