Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Kudeta Venezuela

Venezuela Kembali Gagalkan Kudeta Tentara Bayaran Kolombia



Berita Baru, Internasional – Menteri Dalam Negeri Venezuela, Nestor Reverol mengumumkan bahwa Angkatan Bersenjata dan Polisi Venezuela berhasil menggagalkan upaya invasi yang dilakukan oleh tentara bayaran Kolumbia melalui jalur laut. Tujuan dari invasi tersebut adalah untuk menggulingkan pemerintahan Venezuela dan Presiden Nicolas Maduro.

“Kami ingin memberi informasi kepada komunitas nasional dan internasional bahwa pagi ini, 3 Mei 2020, sekelompok tentara bayaran teroris yang datang dari Kolombia yang berusaha melakukan invasi melalui jalur laut, dengan tujuan untuk melakukan serangan teroris di negara kami, membunuh para pemimpin dari pemerintah revolusioner dan untuk meningkatkan kekerasan, menghasilkan kekacauan dan kebingungan di antara penduduk, dan dengan ini, untuk mencoba kudeta baru,” ujar Reverol, berbicara di televisi Venezuela Sunday morning.

“Tentara bayaran tersebut berusaha untuk datang ke negara kita melalui kapal cepat di pantai Ojeda. Tetapi berkat tindakan cepat dan efektif dari angkatan bersenjata kita, dan dari gugus tugas kepolisian, beberapa dijatuhkan, dan yang lain sekarang dipenjara,” tambahnya.

Menurut Reverol, senjata milik tentara bayaran juga telah disita.

Dikatakan pula bahwa investigasi sedang berlangsung terkait insiden tersebut.

Sementara itu, menurut media lokal, sebanyak 8 tentara bayaran telah terbunuh, dan dua lainnya ditangkap.

Foto-foto beredar di media sosial yang menunjukkan beberapa peralatan, senjata, dan kendaraan tentara bayaran. Selain itu, beredar pula rekaman video di daerah pendaratan pasukan bayaran yang menunjukkan menunjukkan kehadiran pasukan keamanan Venezuela keamanan. Video itu tampaknya diambil dari daerah perkotaan setempat dengan menunjukkan suara-suara tembakan dan suar yang menyala di malam hari.

Presiden Nicolas Maduro telah berulang kali mengecam kelompok yang menerima dukungan dari Kolombia dan AS. Ia menuduh mereka telah berusaha “merusak stabilitas tanah air kita dengan tindakan kekerasan.”

Pada bulan Maret, Presiden Maduro mengumumkan mobilisasi artileri Venezuela di daerah-daerah strategis untuk melindungi negara dari serbuan.

Ketegangan kembali meningkat antara Venezuela dan AS beserta sekutunya setelah Pemerintah AS menampar Presiden Maduro dengan tuduhan “terorisme narco” pada akhir bulan Maret. Jaksa Agung William Barr pada Kamis (26/3) menawarkan hadiah US$15 juta (sekira Rp242 miliar) untuk siapa saja yang memberi informasi yang mengarah kepada penangkapan Maduro.

Ketegangan yang terjadi di Venezuela sudah terjadi dalam waktu lama. Namun ketegangan itu meningkat pada awal 2019 ketika anggota parlemen oposisi Juan Guaido menyatakan dirinya sebagai ‘presiden sementara’ dan meminta Maduro yang terpilih secara demokratis untuk mundur.

Presiden Maduro menolak untuk mundur dan menuduh Juan Guiado telah berusaha melakukan kudeta dengan tujuan merampok Venezuela yang kaya akan sumber minyak dan mineral yang sangat besar.


SumberSputnik News