Vatican: Akibat Covid-19, Misa Natal Berlangsung Secara Sederhana
Berita Baru, Internasional – Pada hari Kamis (25/12), Paus Fransiskus merayakan Misa Malam Natal dengan sederhana yang terasa suram disebabkan oleh pandemi virus Corona. Dalam misa tersebut, Paus Fransiskus mengatakan orang-orang harus merasa berkewajiban untuk membantu yang membutuhkan karena Yesus sendiri terlahir sebagai orang buangan yang miskin.
Misa diadakan di bagian belakang Basilika Santo Petrus dengan peserta yang tak kurang dari 100 peserta dan hanya dihadiri sejumlah kecil kardinal dan uskup. Biasanya misa diadakan di bagian utama basilika dan dihadiri hingga 10.000 orang, termasuk korps diplomatik yang mewakili hampir 200 negara.
Semua orang kecuali paus dan paduan suara kecil mengenakan topeng selama Misa, yang dimulai dua jam lebih awal dari biasanya sehingga bahkan sejumlah orang yang hadir dapat kembali ke rumah pada pukul 10 malam.
“Anak Allah dilahirkan sebagai orang buangan, untuk memberi tahu kita bahwa setiap orang yang terbuang adalah anak Allah,” kata Fransiskus dalam homilinya.
Paus Franciskus seperti dilansir dari Reuters, mengatakan momentum Natal ini harus membuat semua orang untuk merenungkan “ketidakadilan kita terhadap begitu banyak saudara dan saudari kita” alih-alih mengejar “keinginan tak berujung kita untuk memiliki” dan kesenangan sesaat.
“Tuhan datang di antara kami dalam kemiskinan dan kebutuhan, untuk memberi tahu kami bahwa dalam melayani orang miskin, kami akan menunjukkan cinta kami kepadanya,” kata paus berusia 84 tahun itu, yang merayakan Natal kedelapan pada masa kepausannya.
Pada hari Jumat ini, paus akan membacakan pesan “Urbi et Orbi” (ke kota dan dunia) sebelum adanya virus korona biasanya Paus akan membacakannya dari balkon pusat Lapangan Santo Petrus, dimana hal tersebut yang biasanya menarik puluhan ribu orang untuk menghadiri. Di masa Pandemik ini pesan “Urbi et Orbi” (ke kota dan dunia) akan di bacakan dari aula di dalam Vatikan
Sebagian besar wilayah Italia pad liburan Natal dan Tahun Baru berada di bawah lockdown nasional. Toko non-esensial akan tutup antara 24-27 Desember, 31 Desember – 31 Januari. 3 dan 5-6 Januari. Di hari hari tersebut orang diperbolehkan melakukan perjalanan hanya untuk pekerjaan, kesehatan atau alasan darurat.
Pembatasan tersebut menyebabkan orang-orang tidak akan dapat pergi ke Lapangan Santo Petrus atau basilika. . Semua acara kepausan antara tanggal 24 Desember hingga tanggal 6 Januari berlangsung di dalam ruangan dengan sedikit atau tanpa partisipasi publik dan acara kepausan tersebut disiarkan langsung di internet dan disiarkan di televisi.