Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

DK PBB
Presiden Trump mengatakan dalam jumpa pers di Gedung Putih bahwa AS akan gunakan mekanisme snapback. Foto: Reuters/Tom Brenner.

Utus Pompeo ke DK PBB, AS akan Gunakan Mekanisme Snapback



Berita Baru, Internasional – Pada hari Rabu (19/8), Presiden AS Donald Trump mengatakan AS akan berusaha mengembalikan semua sanksi ekonomi terhadap Iran setelah pekan lalu AS gagal mendapatkan dukungan di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB).

Hal itu disampaikan Presiden Trump dalam jumpa persnya di Gedung Putih. Ia mengatakan Iran telah melanggar perjanjian nuklir 2015 dan karenanya Iran harus diberi sanksi seperti yang AS lakukan pada tahun 2018.

Presiden Trump mengatakan kepada wartawan bahwa ia mengutus Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo untuk memberi tahu Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa bahwa AS bermaksud untuk memulihkan hampir semua sanksi yang ditangguhkan terhadap Iran.

“Ini snapback … biasa saja,” katanya, dilansir dari Sputnik.

Menurut Presiden Trump, AS memiliki kemampuan untuk menggunakan mekanisme penyelesaian sengketa ‘snapback’.

Snapback terjadi jika DK PBB tidak memberikan suara dalam waktu 30 hari untuk melanjutkan pemberian sanksi.

Jika snapback itu diterma, maka sanksi berdasarkan resolusi PBB sebelumnya akan diberlakukan kembali.

Resolusi yang dimaksud oleh Presiden Trump di sini adalah Resolusi DK PBB 2231 terkait dengan kesepakatan nuklir Iran. Resolusi yang biasa dikenal juga dengan Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) itu berisi kesepakatan bahwa Iran akan mengurangi program dan fasilitas nuklirnya, sebagai gantinya, DK PBB akan mengurangi sanksi Iran.

Amerika Serikat yang juga ikut menanda tangani perjanjian itu keluar secara sepihak pada tahun 2018 dan kembali memberikan sanksi keras terhadap Iran.

Pada jumpa pers itu, Presiden Trump menyebut JCPOA atau kesepakatan nuklir 2015 adalah produk dari “kebijakan luar negeri Obama-Biden yang gagal.”

Lebih lanjut, Presiden Trump mengklaim uang yang didapat Iran selama penangguhan hukuman, termasuk US$ 1,7 miliar dari dana perwalian Penjualan Militer Asing ditambah bunga, membantu Iran mendanai kelompok-kelompok teroris di Timur Tengah, termasuk al-Qaeda.

Pekan lalu, DK PBB gagal mengesahkan rancangan resolusi yang ditawarkan AS yang menyarankan akan memperpanjang embargo senjata Iran berdasarkan Resolusi DK PBB 2231, yang mendukung kesepakatan nuklir 2015.

Selain itu, Presiden Trump juga menegaskan bahwa jika dia memenangkan pemilihan kembali pada bulan November, Iran akan bergegas untuk membuat kesepakatan baru dengan AS.

“Jika dan ketika saya memenangkan pemilu, dalam bulan pertama, Iran akan datang kepada kami dan mereka akan meminta kesepakatan begitu cepat karena mereka melakukannya dengan sangat buruk,” kata Presiden Trump.

“Camkan! Iran tidak akan pernah memiliki senjata nuklir,” catat Presiden Trump.

Di samping itu, Presiden Trump juga menegaskan bahwa ‘kesepakatan yang baik adalah kesepakatan yang kami buat dengan UEA dan Israel’.

Ia juga mengatakan negara-negara lain ‘ingin mencapai kesepakatan itu.’

Dia kemudian mengatakan kepada seorang reporter yang meminta klarifikasi bahwa sekutu UEA adalah salah satu negara yang dia impikan untuk bergabung dalam kesepakatan damai.

“Saya melihat banyak negara datang dengan cukup cepat, dan ketika Anda memiliki semuanya, pada akhirnya Iran akan masuk juga,” kata Presiden Trump.

“Akan ada perdamaian di Timur Tengah,” jelasnya. Namun ia mengingatkan, perdamaian itu tidak akan terjadi di bawah JCPOA.