Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Demonstran Sudan turun ke jalan-jalan di ibu kota Khartoum pada 19 Mei 2022, menyerukan pemerintahan sipil dan mencela administrasi militer. Foto: AFP.
Demonstran Sudan turun ke jalan-jalan di ibu kota Khartoum pada 19 Mei 2022, menyerukan pemerintahan sipil dan mencela administrasi militer. Foto: AFP.

Unjuk Rasa Berkecamuk di Khartoum, Pemimpin Partai Komunis Sudan Ditangkap



Berita Baru, Khartoum – Salah seorang pemimpin Partai Komunis Sudan ditangkap pasukan keamanan saat unjuk rasa berkecamuk di Ibukota Khartoum pada Kamis (19/5).

“Pasukan keamanan menggerebek rumah sekretaris politik Partai Komunis Sudan Mohammed Mukhtar al-Khatib,” kata Partai Komunis Sudan dalam sebuah pernyataan.

Anggota partai terkemuka lainnya juga ditangkap di bandara Khartoum, dan kedua pria itu dibawa ke “lokasi yang tidak diketahui,” imbuh pernyataan tersebut.

Penangkapan itu terjadi meskipun ada janji pemimpin kudeta Jenderal Abdel Fattah al-Burhan untuk membebaskan tahanan politik guna mempersiapkan pembicaraan di antara faksi-faksi di Sudan.

Selama hampir tujuh bulan, unjuk rasa sering terjadi di Sudan untuk menentang kekuasaan militer, hingga pasukan keamaan diterjunkan secara besar-besaran, tak jarang pula menggunakan gas air mata.

Kudeta militer pada Oktober secara efektif mengakhiri kesepakatan pembagian kekuasaan 2019 antara para jenderal yang menggulingkan Presiden Omar al-Bashir dan partai-partai politik yang menentangnya.

Partai Komunis Sudan menjadi garis paling keras melawan kudeta dan kesepakatan di masa depan dan partai tersebut sedang mengejar front persatuan melawan kudeta.

Ekonomi Sudan juga mulai tidak jelas karena tidak memiliki perdana menteri sejak Januari. Beberapa bisnis terpaksa tutup, sementara warga menghadapi kenaikan tajam dalam harga makanan, listrik dan bahan bakar.

“Militer telah gagal secara ekonomi, politik dan psikologis – dalam segala hal,” kata seorang pengunjuk rasa berusia 30 tahun dan insinyur pengangguran kepada Reuters dengan menolak menyebutkan namanya karena takut ditangkap.

“Mereka hanya keras kepala sekarang, tapi kami lebih keras kepala,” imbuhnya.

Para pengunjuk rasa berbaris di bawah terik matahari ketika pasukan keamanan, termasuk Polisi Cadangan Pusat yang didukung AS, dikerahkan di titik-titik penting di sepanjang rute unjuk rasa.