Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Universitas Brawijaya Malang Gelar Acara "Moral Camp"
Foto: Berkuliah

Universitas Brawijaya Malang Gelar Acara “Moral Camp”



Berita Baru, Malang — Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur menggelar acara “Moral Camp” yang diniatkan untuk pengembangan kepribadian mahasiswa. Acara tersebut dilaksanakan di Dusun Jamuran, Desa Sukodadi Kecamatan Wagir, Senin (31/8).

Para peserta nantinya akan mendapatkan materi pembekalan oleh pemateri yang ahli di bidang toleransi, agama, serta kebangsaan. Di sampin itu, peserta akan secara langsung berinteraksi dengan warga atau pemilik tempat tinggal sekaligus dengan tokoh-tokoh agama.

Selain itu, tujuan pokok dari keigatan yang digelar sejak dua tahun silam (2018) ini juga bertujuan agar mahasiswa betul-betul memahami dan sekaligus mempunyai sikap terbuka, mengingat para mahasiswa akan bersentuhan langsung dengan warga sekitar.

“Selama lebih dua kali dilaksanakan, kini diperlukan untuk melakukan evaluasi mengenai efektivitas program tersebut. Evaluasi dilakukan dengan metode kuisioner dan wawancara sekilas bagi para mahasiswa yang telah mengikuti program Moral Camp,” dikutip dari keterangan tertulis yang diterima Beritabaru.

“Riset ini menggali lebih jauh, apakah project Moral Camp berdampak efektif, mengubah pola pikir mahasiswa yang berwatak moderat dan toleran dan juga melihat sejauh mana pengaruhnya terhadap teman-teman sekitar mahasiswa yang pernah mengikutinya,” lanjut laporan tersebut.

Alhasil, secara umum, dari hasil observasi awal yang dilakukan oleh tim peneliti, peserta “Moral Camp” dirasa belum begitu mengenal mengenai keberagaman bangsa Indonesia, apalagi intens dan berinteraksi dengan warga yang plural.

“Akibatnya, cara pandang mereka terasa sempit, setelah mengikuti Moral Camp memang terjadi pergeseran cara pandang mereka terhadap liyan, akan tetapi hanya sebatas memahami dan sedikit lebih mengenal perbedaan satu dengan yang lain,” katanya.

Artinya, mereka sangat menghormati dan menghargai orang lain yang berbeda agama dan keyakinan, akan tetapi untuk mengarah pada kerjasama antar iman dan keyakinan, khususnya dalam bidang-bidang sosial, ternyata mereka tidak atau belum berani melakukan.

Salah satu alasan yang muncul karena faktor lingkungan yang kurang mendukung, atau bahkan mungkin tersandera oleh keadaan.