UNICEF Dukung Kampanye Lingkungan untuk Makanan yang Lebih Sehat di Asia-Pasifik
Berita Baru, Internasional – Para pemuda dan pesohor dari delapan negara berpartisipasi dalam sebuah kampanye yang didukung oleh Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) di Bangkok pada pekan ini, untuk mempromosikan kebutuhan akan lingkungan makanan yang lebih sehat di Asia-Pasifik.
Kampanye bertajuk “Fix My Food” itu merupakan lokakarya kolaboratif selama dua hari untuk mengumpulkan ide serta mengidentifikasi mitra-mitra potensial guna membantu peluncuran kampanye tersebut di negara mereka masing-masing.
Diet makanan segar tradisional yang sehat digantikan oleh makanan dan minuman cepat saji olahan tinggi dan tidak sehat, “yang mengakibatkan buruknya pola makan dan berdampak sangat buruk pada kesehatan dan kesejahteraan anak-anak di kawasan tersebut,” ujar Roland Kupka, penasihat gizi regional untuk kantor UNICEF Asia Timur dan Pasifik, sebagaimana dikutip Xinhua pada Senin (27/2/23) lalu.
Lebih dari satu dari tiga remaja di kawasan itu mengonsumsi sedikitnya satu minuman berpemanis per hari, sementara lebih dari setengah di antaranya mengonsumsi makanan cepat saji sekali atau lebih dalam sepekan, dan kurang dari setengahnya mengonsumsi buah-buahan dan sayuran yang cukup setiap hari, papar UNICEF.
UNICEF menjalin kerja sama yang erat dengan pemerintah dan mitra untuk memperkenalkan beragam kebijakan dan legislasi guna membendung peningkatan penjualan dan pemasaran makanan dan minuman tidak sehat di kawasan tersebut.
China, yang menjalin kerja sama erat dengan UNICEF, mengambil peran aktif dalam isu anak dan makanan, ujar Kepala Komunikasi dan Advokasi UNICEF China Lely Djuhari. “Kami menyadari bahwa kemajuan telah dicatat dalam pemenuhan hak anak di China dan masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk meningkatkan nutrisi anak.”
Dengan para pemuda yang memimpin kampanye itu dan dukungan dari pesohor dan pemengaruh (influencer), UNICEF berharap dapat menciptakan kesadaran terkait dampak perubahan lingkungan makanan terhadap kehidupan anak perempuan dan laki-laki, serta kebutuhan mendesak bagi pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil untuk mengambil tindakan kolektif guna membangun lingkungan makanan yang lebih sehat di seluruh kawasan itu.
“Sekembalinya ke negara saya, saya berharap dapat bekerja sama dengan rekan-rekan saya dan kelompok pemuda di China,” tutur seorang mahasiswa pascasarjana bernama Chen Feipeng (24) yang direkomendasikan oleh Federasi Pemuda Seluruh China untuk menghadiri lokakarya tersebut.
“Melalui Hope Kitchen (sebuah program nutrisi pemerintah), yang akan berkontribusi pada peningkatan akses terhadap pilihan makanan sehat yang terjangkau, tersedia, dikemas, dan dipasarkan dengan baik sehingga semua orang ingin membelinya,” ujarnya.
Inisiatif ini akan diimplementasikan di delapan negara partisipan, yaitu China, Kamboja, Federasi Serikat Mikronesia, Fiji, Mongolia, Kepulauan Solomon, Timor-Leste, dan Vietnam, dan didukung oleh kantor-kantor perwakilan dan mitra UNICEF sebagai bagian dari upaya badan itu untuk memobilisasi dan memberdayakan para pemuda guna mengambil tindakan.
“Pola makan anak-anak memengaruhi kesehatan fisik dan mental mereka, dan semua lapisan masyarakat perlu membangun lingkungan makanan ramah anak secara kolektif, dan mendorong sistem makanan yang berkelanjutan,” kata Meng Qianshan, seorang tenaga pendidik gizi dari Chengdu, ibu kota Provinsi Sichuan, China Barat Daya.