Ukraina Manfaatkan Perjanjian Biji-Bijian Laut Hitam untuk Tujuan Militer
Berit Baru, Jakarta – Badan Ahli Militer Rusia, Viktor Litovkin mengungkapkan bahwa Ukraina telah memanfaatkan perjanjian transfer gandum sebagai kedok yang nyaman untuk operasi serangan terhadap infrastruktur sipil Rusia. Selain itu, Ukraina menggunakan koridor gandum yang aman untuk tujuan militer.
“Ukraina menggunakan kapal-kapal sipil untuk mengangkut senjata bolak-balik. Kami tahu bahwa pihak berwenang Ukraina aktif menggunakan pasar gelap untuk pasokan, penjualan kembali senjata ke Timur Tengah bahkan ke Prancis. Di Prancis ditemukan jenis senjata yang dipasok ke Ukraina oleh negara-negara Barat. Mereka berhasil menjual kembali sebagian senjata ini ke Barat, Afrika, dan Timur Tengah,” ujar Litovkin dikutip dari Sputnik.
Litovkin mengatakan Ukraina juga menerima senjata yang tersembunyi di tengah gandum. Senjata itu datang ke Odessa dan kemudian dikirim dari Odessa ke berbagai tempat lain.
“Sebagian serangan drone dilakukan dari zona yang dilalui koridor gandum. Oleh karena itu, sudah jelas sejak awal bahwa musuh akan menggunakan koridor gandum secara khusus untuk tujuan militer,” tuturnya.
Meskipun Perjanjian Black Sea Grain ditangguhkan, Rusia menekankan kesiapannya untuk melanjutkannya jika Barat melaksanakan bagian kesepakatan mereka dan Ukraina menghentikan aktivitas terorismenya di wilayah tersebut. Hingga saat ini, Rusia diharapkan meningkatkan keamanannya di Laut Hitam.
Sementara itu, Ukraina mengabaikan proposal Rusia dan menunjukkan keinginannya untuk terus melakukan pengiriman gandumnya tanpa memperhatikan penangguhan perjanjian oleh Rusia.
Menurut Litovkin, Rusia memiliki beberapa opsi yang mungkin untuk memastikan keamanannya: Pertama, Rusia dapat menyatakan bagian barat laut Laut Hitam sebagai zona pertempuran.
Kedua, Rusia dapat mengincar pelabuhan Odessa dan Nikolaev, tempat pengisian muatan gandum dilakukan, sehingga menghentikan operasi mereka. Idealnya, jika Rusia membebaskan Odessa dan Nikolaev dari rezim “Banderite” Kiev, maka dapat dipastikan Ukraina tidak akan menyerang Crimea dan kapal-kapal Rusia dengan drone permukaan atau bawah air yang tidak berawak.
Secara umum, para narasumber Sputnik tidak mengharapkan adanya perubahan drastis dalam jalannya operasi militer khusus Rusia setelah penangguhan perjanjian gandum.
“Saya tidak berpikir ada perubahan besar yang akan terjadi di bagian barat laut Laut Hitam,” kata Rozhin. “Tidak ada operasi pendaratan yang diharapkan, memaksa Dnepr dari [sisi Rusia] menuju Nikolaev dalam beberapa bulan mendatang juga tidak mungkin terjadi,” pungkasnya.