UIN SUKA Jadi Tuan Rumah Peringatan Hari Disabilitas Internasional
Berita Baru, Yogyakarta – Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN Suka) Yogyakarta jadi tuan rumah acara puncak peringatan Hari Disabilitas Internasional, dengan menggelar seremonial dan dilanjutkan deklarasi bertajuk “Pendidikan Tanpa Diskriminasi, Setara Untuk Semua,” secara daring dan luring bertempat di gedung Prof. H.M. Amin Abdullah, Jumat (3/12).
Dalam sambutannya, Prof. Phil Al Makin selaku Rektor UIN Suka menceritakan gagasan inklusi di kampus UIN Suka. Menurutnya, Pusat Layanan Difabel (PLD) didirikan di kampus UIN Suka pada tahun tahun 2007 oleh orang-orang yang gelisah, lulus kuliah mendalami tentang social work, kerja sosial.
“Rofah Ph.D, Muhrison Ph.D, Andayani, Dr. Asep Jahidin, lalu bergabung Arif Maftuhin, Astri Hanjarwati, Mimin Aminah (relawan). Merekalah yang membuat Gerakan penerimaan mahasiswa difabel di UIN. Lalu PLD resmi menjadi unit dibawah LP2M, Lembaga Pengabdian dan Penelitian Masyarakat,” kata Prof Makin.
Lebih lanjut ia menyampaikan, PLD menerima dukungan resmi dari dana LP2M dan menjadi Lembaga struktural, satu-satunya di seluruh PT atau PTKI di Indonesia. Tidak ada layanan difabel di tempat lain yang struktural dan menerima dana resmi dari kampus DIPA BLU dan BOPTN.
“Semasa Prof Amin Abddulah rektornya sudah menerima penghargaan nasional, juga Prof. Musa Asy’arie, juga Prof Yudian Wahyudi. PLD sudah memberi teladan pada hampir semua perguruan tinggi nasional, untuk membuka PLD. Maka para aktivis PLD sudah banyak diundang ke berbagai perguruan tinggi di Indonesia untuk konsultasi,” jelas Makin.
“Network dengan LSM bergerak di bidang disabilitas juga sama dengan Sigap, Pertuni, Pemda, Kemristekdikti, Kemendikbud. PLD aktif dalam drafting aturan daerah dan nasional. Di luar negeri juga menjalin Kerjasama dengan founding internasional Japan Foundation, Uni Eropa, Spanyol, Inggris, Yunani,” imbuhnya.
Sementara Ketua Pokja Pendidikan Islam Inklusi Kemenag RI, Rohmat Mulyana Sapdi, dalam kesempatan itu menyampaikan, melalui peringatan Hari Disabilitas Internasional Kemenang ingin bersama-sama mewujudkan layanan pendidikan tanpa membedakan RAS, budaya, strata sosial dan kondisi fisik.
“Semua diperlakukan secara setara proporsional dan adil. Sebagai Pengurus Kelompok Kerja Pendidikan Islam Inklusif, Dirjen Pendidikan Islam Kemenag RI telah membentuk Kelompok Kerja Pendidikan Islam Inklusif berdasarkan SK Dirjen Nomor : 6661 tahun 2021,” jelasnya.
Ia menjelaskan, kelompok kerja itu bertugas untuk memastikan semua Direktorat di bawah naungan Ditjen Pendis Kemenag RI mengadaptasi wawasan pendidikan inklusif dalam kebijakan, melakukan harmonisasi, dan menjadi dirigen bagi arah pelaksanaan layanan pendidikan Islam yang inklusif.
Rohmat Mulyana juga menyampaikan beberapa langkah yang telah dilaksanakan Pokja yang diantaranya pada tahun ini telah menyusun roadmap pengembangan madrasah inklusi. Tahun depan akan segera mengembangkan roadmap pendidikan Islam inklusi pada semua direktorat.
Di samping itu, lanjutnya, juga mendirikan Forum Pendidik Madrasah Inklusi (FPMI). “Pusat telah membentuk kepengurusan di daerah-daerah, secara bersama-sama mulai menggerakkan geliat layanan pendidikan Islam inklusi ini. Sehingga kehadiran kementerian agama dalam memberikan layanan pendidikan Islam inklusif bisa dirasakan secara nyata,” imbuhnya.
Pihaknya berharap, kegiatan peringatan hari disabilitas tahun ini jadi momentum untuk membangun kebersamaan dari pusat hingga daerah, secara bersama –sama dan gotong royong menangani persoalan dan hambatan untuk mewujudkan pendidikan Islam inklusi.
Adapun Ditjen Pendis, Muhammad Ali Ramdhani memastikan pendidikan berbasis inklusif, tanpa diskriminasi dan setara untuk semua mendapatkan regulasi cukup. Kebijakan turunan untuk membangun ekosistem layanan disabilitas, segera diwujudkan
“Regulasi dan Kebijakan tersebut kita implementasikan secara konsisten, terarah dan terkoordinasi pada semua sektor antar Direktorat; Direktorat KSKK Madrasah, PTKI, PD Pontren, PAI pada sekolah Umum dan Kesekretariatan,” ungkapnya.
Ia berpendapat kehadiran Pokja Pendidikan Islam Inklusif Ditjen Pendis kemenag RI dibutuhkan sebagai dirigen harmonisasi antar direktorat. Melalui regulasi yang cukup, implementasi yang konsisten, didukung dengan sosialisasi dan transformasi inklusivitas kepada semua stakeholders pendidikan, pihaknya berharap budaya inklusif terbentuk.
“Baik pada lingkungan pendidikan kita, maupun pada masyarakat pada umumnya,” tutur Ditjen Pendis.
Pihaknya mengajak semua pihak, baik dari jajaran Kemenag dan organisasi non pemerintah untuk menjadikan momen Peringatan Disabilitas Internasional sebagai tonggak keberpihakan dan komitmen bersama dalam memberikan layanan pendidikan tanpa diskriminasi dan setara untuk semua.
“Tidak boleh lagi, ada madrasah-madrasah, Perguruan Tinggi Keagamaan Islam, Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren yang menolak anak berkebutuhan khusus. Semua harus dilayani sebagai hak para penyandang disabilitas. Sebagai kewajiban Syar’an wa adatan. Kewajiban agama dan sekaligus kewajiban undang-undang negara,” tukasnya.
Acara seremonial diakhiri dengan Deklarasi Pendis Inklusi oleh semua Direktur pada Dirjen Pendidikan Islam dan penganugerahan Bunda Inklusi kepada Ibu Menteri Eny Retno Yaqut. Selain itu juga pemberian penghargaan sebagai bentuk apresiasi Kementerian Agama RI dan UIN Suka kepada Mahasiswa difabel/PDBK Madrasah berprestasi nasional dan internasional.
Di antaranya, Peraih medali emas Peparnas XVI tahun 2021, Nabilaatunajah dari MTSN 19 Jakarta; Peraih medali perak Peparnas XVI tahun 2021, Kuswantoro dari MAN 2 Sleman; Peraih Top 50 Capstone Teams Bangkit 2021, Fayyadh Aunilbarr; Peraih medali perunggu IAYSF tahun 2021 di Iran, Tim riset MAN 2 Sleman. Penghargaan diserahkan Ibu Menteri, Eny Retno Yaqut.
Turut hadir dalam agenda ini, Dirjen Pendis, Muhammad Ali Ramdhani, Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah, Muhammad Zain, Direktur Kurikulum Sarana Kesiswaan, dan Kelembagaan Madrasah, Moh. Isom Yusqi, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Dr. Waryono Abdul Ghofur.
Selain itu, Direktur Pendidikan Agama Islam, Amrulloh, Direktur Pendidikan Tinggi Agama Islam, Suyitno, Ketua Dharma Wanita Persatuan Kementerian Agama, Farikhah Nizar Ali dan para pengurus DPW Kementerian Agama, Jajaran pimpinan Kanwil Kemenag RI, Jajaran pimpinan dan Civitas akademika UIN Suka, serta Organisasi Difabel se-Indonesia.