Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Karhutla Riau

Udara di Riau Mulai Membaik, Kemen PPPA Antisipasi Kondisi



Berita Baru, Riau – Akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di Provinsi Riau, Pemerintah Riau telah menetapkan wilayah tersebut dalam kondisi darurat pencemaran udara sejak (23-30/09/2019). Namun, pada (25/09/2019) kondisi darurat tersebut telah dicabut karena sudah mulai hujan dan indeks kualitas udara sudah di titik baik. 

Walaupun geliat aktivitas sudah mulai pulih, anak-anak sudah masuk sekolah, belajar, dan tanpa perlu memakai masker lagi, namun Pemerintah Riau masih terus melakukan upaya untuk mengantisipasi dampak terjadinya karhutla tersebut.

Melihat anak-anak yang termasuk dalam kelompok rentan dalam kondisi bencana, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) melalui Staf Khusus Menteri (SKM), Albaet Pikri memberikan bantuan kebutuhan spesifik anak yang terdampak bencana karhutla tersebut.

Albaet Pikri mengatakan selain bantuan materil, Kemen PPPA hadir guna memberikan dukungan moril bagi perempuan, terutama bagi anak-anak yg berada dalam kondisi darurat bencana dan memastikan keberlangsungan penyelenggaraan perlindungan perempuan dan anak pasca bencana.

“Kami sangat mengapresiasi berbagai upaya yang telah dilakukan semua level dan sektor untuk mengatasi kondisi ini. Kita harus terus berkomunikasi dan berkoordinasi, baik dengan Dinas PPPA Provinsi Riau dan juga dengan dinas atau kementerian/lembaga teknis lainnya untuk memastikan perempuan dan anak yang terdampak karhutla mendapat perhatian dan pelayanan yang dibutuhkan. Ikhtiar dan do’a kita semua, semoga Tuhan kabulkan,” ujar Albaet Pikri. 

Lokasi yang dikunjungi SKM Kemen PPPA beserta jajarannya, yaitu posko kesehatan RSUD Arifin Achmad dan Posko Media Center Karhutla Provinsi Riau.

Dalam kunjungan ke posko kesehatan, diketahui bahwa Universitas Solo telah menemukan pengganti masker untuk anak yang lebih aman, efektif, dan harga yang relati b yakni 20 ribu. Masker yang terbuat dari bahan busa, plastik, air dingin, gelas kertas, dan selang ini telah dikembangkan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Riau.