Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

Tuntutan dan Tekanan terhadap Para Istri dalam Drama Korea “SKY Castle”



Berita Baru, Drama Korea – Drama serial SKY Castle (2018) memang sudah lama berakhir. Namun, kisah dan intrik di dalamnya bakal selalu jadi bahan pembicaraan. Yap, drama ini memang berhasil membangun konflik, mengangkat isu-isu krusial, serta menyajikannya dalam tayangan berkualitas dengan akting-akting penuh kejutan dan teknik sinematografi yang ‘penuh simbol.’ Singkatnya, drama ini memang sempurna.

Kali ini, saya ingin mengajak melihat lebih dekat mengenai satu hal kecil dalam SKY Castle: fenomena para istri yang penuh tuntutan dan serba salah. Dalam drama SKY Castle, para istri setidaknya mengalami hal ini:

Dianggap berharga kalau bisa bikin anak sukses

Hal ini tampak bahkan sejak episode pertama. Ingat kan, sebuah pesta diadakan oleh Han Seo-jin untuk merayakan diterimanya Park Young-jae di Seoul National University (SNU)? Beeeeh, Han Seo-jin menggunakan kesempatan itu untuk mengorek informasi dari Lee Myung-joo, ibu Young-jae, tentang bagaimana tips sehingga anaknya bisa masuk Fakultas Kedokteran di SNU.

Soalnya, bagi Han Seo-jin, berhasil memasukkan anak untuk kuliah Kedokteran di SNU adalah sebuah prestasi besar. Bahkan dalam satu adegan di pesta itu, Han Seo-jin berkata pada tetangga dekatnya yang juga hadir di pesta, Jin Jin-hee, bahwa Lee Myung-joo selaku seorang ibu akhirnya dianggap dan dipuja-puja oleh suaminya setelah berhasil memasukkan anaknya ke universitas bergengsi itu, dan meneruskan ‘tradisi keluarga’ untuk memiliki anak dokter di setiap generasi.

Artinya, drama ini mencoba memotret sebuah fenomena yang banyak terjadi juga di masyarakat Indonesia, bahwa ia baru dinilai sebagai ‘ibu yang berhasil’ ketika anaknya sukses, dan dalam hal ini, anak (dan ibu) baru disebut sukses ketika berhasil masuk ke Fakultas Kedokteran SNU.

Haduh, ruwet.

Dianggap satu-satunya yang bertanggung jawab penuh atas pendidikan anak

Bagian ini bisa kita lihat pada ketiga keluarga yang sejak awal mendiami SKY Castle, yaitu keluarga Han Seo-ji, No Seung-hye, dan Jin Jin-hee. Posisi mereka sebagai istri seolah mengharuskan mereka menjadi satu-satunya orang yang bertanggung jawab atas berhasil-tidaknya pendidikan anak dalam rumah tangga tersebut.

Meskipun, di keluarga No Seung-hye agak berbeda karena suaminya, Cha Min-hyuk, turut mengajar anak-anak di rumah. Namun tetap saja, ketika anak mereka tidak meraih peringkat nomor satu (dan harus nomor satu) atau ketika anak sulung mereka, Cha Se-ri, melakukan penipuan dan bekerja di klub malam, maka istrinya yang dianggap gagal karena selalu memanjakan Se-ri.

Serba salah, cuy.

Ketika mereka berhasil maka mereka disanjung, namun ketika gagal maka mereka dicaci-maki. Bukan hanya oleh suami, tapi juga mertua. Tekanan mertua sebagai pihak luar dalam rumah tangga nyatanya berpotensi membuat istri berambisi untuk menyukseskan anak dan terbutakan oleh ambisi itu sehingga menghalalkan segala cara -terlihat nyata dalam keluarga Han Seo-jin. Nah, ini yang bahaya.

Seorang istri, dalam tradisi kita pun, seolah dibebani tanggung jawab ‘khusus’ untuk mendidik anak. Tentu saja, hal ini menjadi tantangan ‘mulia’ bagi istri. Tapi jangan kemudian para suami jadi lepas landas, dong. Pasalnya, ketika anak kemudian nakal atau membelot, yang disalahkan adalah istrinya, seolah terlihat sebagai istri yang gagal mendidik anak.

Dalam sebuah hubungan relasi yang sehat, suami dan istri harusnya sama-sama bertanggung jawab soal pendidikan. Dengan begitu, keputusan yang diambil dalam rangka pendidikan anak adalah keputusan bersama yang sama-sama diketahui risikonya. Jadi ketika muncul problem, istri tidak pusing sendirian. Sudah dituntut berhasil, dipojokkan, akhirnya jadi ‘korban’ penipuan seorang tutor bernama Kim Joo-young. Selain itu, keberadaan suami dan istri yang sama-sama berjuang untuk pendidikan anak dapat menjadi dukungan moril yang penting bagi anak.

Disalahkan Kalau Anaknya Dianggap Nakal atau Gagal

Seperti sudah disebutkan sebelumnya, No Seung-hye mengalami hal ini. Ketika Cha Se-ri berbohong soal Harvard dan kini bekerja di klub malam, Cha Min-hyuk menyalahkan Seung-hye. Ia berkata, kurang lebih, “Ini gara-gara kamu memanjakannya. Itulah kenapa dia menjadi sangat bangga bahkan setelah menipu semua orang.”

Salah terus, cuy.

Ironisnya, Cha Min-hyuk-lah sebagai suami dan ayah yang memaksa anak-anaknya untuk belajar terus-terusan. Dia hanya akan bangga jika anak-anaknya meraih peringkat nomor satu, dan jika itu tidak terjadi maka ia akan membentak-bentak dan menyeret anak-anaknya ke ruang belajar. Cha Min-hyuk sangat gengsian, terlalu ambisius, sekaligus pengecut. Baginya, sangat penting untuk menjaga image sebagai keluarga beradab dan terbaik di tengah keluarga di SKY Castle. Pemujaan berlebihan Cha Min-hyuk prestige itulah yang membuat anaknya, Cha Se-ri, berani berbohong.

Ketika akhirnya Cha Se-ri memutuskan tidak kuliah dan fokus memulai bisnis, Cha Min-hyuk kian murka. Ia memborondong No Seung-hye dengan pertanyaan seperti, “Kau sudah gila? Kau akan biarkan dia hidup seperti itu?” Padahal ya anaknya memang nggak mau kuliah dan lebih senang berbinis. Orangtua perlu sadar bahwa seringnya hal yang paling dibutuhkan anak adalah dukungan dan doa. Duh, buyung..

Nggak cuma No Seung-hye, Han Seo-jin. Ketika Kang Ye-seo membelot setelah tahu kebenaran mengenai ayah dan ibunya, Kang Joon-sang menyalahkan Han Seo-jin dengan berkata, “Apa yang kau ajarkan padanya?” 

Suami Jin Jin-hee, Woo Yang-woo, bisa dibilang termasuk suami yang mesra dibanding suami dari kedua istri sebelumnya. Cha Min-hyuk dan Kang Joon-sang bahkan tidak tidur seranjang dengan istrinya. Meski begitu, Yang-woo bukannya tidak pernah menyalahkan istrinya untuk sebuah kondisi yang tak masuk akal. Dalam beberapa penggalan episode, Jin-hee mengungkit tentang bagaimana suaminya akan menyalahkannya jika anak mereka, Woo Soo-han, gagal masuk universitas.

Ketika Yang-woo menegur Jin-hee yang dianggap terlalu ketat mengurus sekolah Soo-han, Jin-hee membelas Yang-woo dengan berkata, “Kamu menanyaiku tentang nilai-nilainya yang jelek, kamu bilang bahwa dia meniruku.” Artinya, Jin-hee kesel soalnya Yang-woo nanti bakal nyalahin dia dan ngatain dia kalau nilainya Soo-han jelek. Huft.

Direndahkan oleh Sesama Ibu

Women support women memang nggak segampang itu. Dalam lingkungan dengan persaingan kelas yang ketat, para istri di SKY Castle nggak jarang saling merendahkan satu sama lain. Misalnya dalam sebuah adegan, Jin Jin-hee mengomel kepada Woo Soo-han dan menyuruhnya belajar lebih keras karena Jin-hee merasa direndahkan oleh Han Seo-jin yang anaknya sudah berhasil naik tingkat di akademi, semacam bimbingan belajar.

Dalam kesempatan lain juga bisa kita saksikan bagaimana Lee Su-im, penghuni baru SKY Castle, dihina oleh Han Seo-jin karena tak pernah melahirkan sehingga tak tahu rasanya menjadi ibu. Anak Lee Su-im, Hwang Woo-joo, adalah anak tirinya dari suami Hwang Chi-young. Awalnya, Lee Su-im tak terima, bahkan hampir menyerang Han Seo-jin secara fisik. Hingga di episode akhir, demi membebaskan Woo-joo dari penjara, ia berlutut di kaki Han Seo-jin dan berkata, “Kamu pikir aku berbeda karena aku seorang ibu tiri? Aku pun merasa bersalah karena aku ibu tiri Woo-joo. Aku merasa bersalah karena aku bukan ibu biologisnya. Dia mendapatkan ibu seperti aku, dan aku membuatnya terlibat dalam masalah,” dengan berderai air mata.

Duh, mbrebes mili.

Sebenarnya masih banyak yang bisa ditangkap mengenai relasi perempuan dan laki-laki dalam rumah tangga di drama SKY Castle ini. Banyak yang bisa dipelajari dan didiskusikan. Kalau kamu belum menontonnya, sebaiknya jangan ketinggalan.