Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Seorang tentara memeriksa Sekolah Umum Angkatan Darat, yang diserang oleh kelompok bersenjata Taliban, di Peshawar, 17 Desember 2014. Foto: Reuters.
Seorang tentara memeriksa Sekolah Umum Angkatan Darat, yang diserang oleh kelompok bersenjata Taliban, di Peshawar, 17 Desember 2014. Foto: Reuters.

Tuduh Langgar Perjanjian, Taliban Pakistan Nyatakan Genjatan Senjata dengan Pemerintah Sudah Berakhir



Berita Baru, Islamabad – Pasukan Taliban di Pakistan, atau Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP) menyatakan bahwa genjatan senjata selama sebulan berdasarkan aturan bantuan Taliban Afghanistan ditetapkan telah berakhir pada Kamis (9/10).

Berakhirnya genjatan senjata itu lantaran Taliban di Pakistan menuduh Pakistan telah melanggar pernyaratan termasuk pembebasan tahanan dan pembentukan komite negosiasi.

Namun, genjatan senjata yang disepakati sebulan yang lalu kemunkinan masih bisa diperpanang jika kedua belah pihak setuju.

Genjatan senjata tersebut merupakan serangkaian upaya untuk menengahi penyelesaian untuk mengakhiri konflik yang telah menewaskan ribuan orang.

Penggulingan mengejutkan Taliban Afghanistan dari pemerintah yang didukung Barat pada bulan Agustus memberikan dorongan baru pembicaraan, tetapi TTP menuduh Islamabad gagal untuk menghormati perjanjian gencatan senjata.

“Sekarang biarkan rakyat Pakistan memutuskan apakah TTP atau tentara dan pemerintah Pakistan yang tidak mematuhi kesepakatan?” kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Reuters.

Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP) merupakan gerakan terpisah dari Taliban Afghanistan.

“Dalam keadaan seperti ini, tidak mungkin untuk memajukan gencatan senjata,” imbuh pernyataan tersebut.

Dikatakan oleh TTP, pemerintah Pakistan belum membebaskan lebih dari 100 tahanan seperti yang dijanjikan dan belum menunjuk tim perunding untuk melakukan pembicaraan.

Dikatakan juga pasukan keamanan telah melakukan penggerebekan saat gencatan senjata berlaku.

TTP mulai terkenal di Barat setelah menyerang seorang aktivis kenamanan Malala Yousafzai, seorang aktivis yang kemudian memenangkan Hadiah Nobel untuk jerih payahnya mendorong pendidikan anak perempuan.

TTP juga telah membunuh ribuan personel militer dan warga sipil selama bertahun-tahun dalam pemboman dan serangan bunuh diri.

Di antara serangannya adalah serangan tahun 2014 di sebuah sekolah yang dikelola militer di Peshawar, dekat perbatasan dengan Afghanistan, yang menewaskan 149 orang termasuk 132 anak-anak.