Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Tarif China
(Foto : merdeka.com)

Trump Tunda Rencana Pemberlakuan Tarif untuk China



Berita Baru, Internasional – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump akan menunda rencana kenaikan tarif barang-barang China senilai $250 miliar (£202,8 miliar) sebagai sesuatu yang disebutnya ‘isyarat niat baik’.

Dilansir dari BBC, Kamis (12/9), dalam sebuah tweet, Trump mengatakan kenaikan 5% yang dijadwalkan dimulai pada 1 Oktober akan ditunda selama dua minggu.

Trump juga mengatakan bahwa penundaan tersebut merupakan hasil konsolidasi China dengan Washington setelah keduanya melakukan pembicaraan terbaru yang bertujuan untuk menyelesaikan perselisihan dagang jangka panjang keduanya. Hal tersebut juga diikuti dengan pembatalan beberapa tarif untuk AS.

Bulan lalu, AS mengatakan akan menaikkan tarif untuk semua barang China, termasuk menaikkan pajak sebesar 25% atas $250 milyar impor Tiongkok menjadi 30%.

Pada hari Rabu (11/9), Trump mengatakan, Wakil Perdana Menteri Tiongkok Liu He telah memintanya untuk menunda kenaikan tarif yang akan di mulai pada 1 Oktober karena tanggal tersebut bertepatan dengan peringatan Republik Rakyat Tiongkok.

Sebelumnya China telah merilis daftar 16 impor AS yang akan dibebaskan dari tarif termasuk obat anti-kanker dan pakan ternak. Ekspor AS yang signifikan ke China, seperti daging babi, kedelai, dan mobil buatan Amerika, merupakan barang-barang yang masih akan terkena pajak yang besar.

Pertemuan stimulan antara Amerika dan China  dijadwalkan akan berlangsung akhir bulan ini di Washington sebelum menteri keuangan AS Steven Mnuchin dan perwakilan perdagangan Robert Lighthizer bertemu dengan Liu di China pada bulan Oktober.

Namun, beberapa analis berpendapat bahwa langkah terbaru yang diambil oleh AS dan China belum membawa resolusi ke baris perdagangan mereka.

“Penyelesaian luas tidak terlihat, Beijing siap untuk kelanjutan dari tarif dan retorika yang bermusuhan sampai tahun 2020. Dan Trump tidak dapat mundur tanpa mendapat badai kritik dari elang, baik Demokrat dan Republik.” kata Gary Hufbauer dari Institut Peterson untuk Ekonomi Internasional.

Sumber : BBC