Trump Sebut akan Menandatangani Mandat Eksekutif untuk Menjegal Joe Biden
Berita Baru, Internasional – Presiden Donald Trump mengatakan bahwa ia akan menandatangani mandat eksekutif untuk mencegah Joe Biden maju dalam pencalonan Presiden AS. Hal tersebut disampaikan Trump saat rapat umum kampanye di Fayetteville, North Carolina, pada Sabtu malam (19/9).
“Kami bisa bercanda, kami bisa bermain game, kami bisa bersenang-senang. Anda tidak dapat menjadikan orang ini sebagai presiden Anda. Mungkin saya akan menandatangani perintah eksekutif yang menjadikan anda tak dapat mencalonkan diri sebagai presiden,” kata Trump, merujuk pada Biden.
Dalam rapat umum tersebut, seperri dilansir dari Sputnik News, Trump juga menyebut mantan wakil presiden AS itu sebagai kandidat terbodoh dari semua kandidat dan kandidat terburuk dalam sejarah politik presidensial.
Bukan pertama kalinya Trump mencemooh Joe Biden, ia telah berulangkali mengolok-olok Biden dengan sebutan calon presiden yang ngantuk, memiliki gangguan mental dan pengguna narkoba.
Berbagai cemoohan yang datang dari POTUS (President of the United States) itu mendorong Biden untuk merilis penilaian medisnya. Secara medis, pria berusia 77 tahun itu bahkan disebut sebagai individu yang sehat dan kuat.
Pada awal September 2020, POTUS mengecam media AS karena dinilai tidak adil terhadap dirinya dan Biden saat mewawancarai. Ia mengatakan bahwa pertanyaan yang diberikan kepada Biden setara dengan pertanyaan yang diperuntukkan bagi anak-anak.
Seperti laporan baru-baru ini di The Atlantic, ia menyebutnya sebagai “aib” saat dirinya mendapatkan pertanyaan yang tidak nyaman dan rumit, berbeda dengan perlakuan lembut media kepada Biden.
Menurut presiden AS, artikel Atlantik yang menyebut dirinya telah menyinggung para veteran perang Amerika adalah palsu belaka. Sementara outlet berita tersebut secara jelas menyertakan sumber kutipan atas nama Donald Trump. Ia mengatakan bahwa para pemimpin Republik yang bertempur dalam perang besar adalah “pengisap” dan “pecundang.”
Artikel Atlantik juga menyebut bahwa presiden AS tidak ingin memberikan penghormatan negara kepada mendiang Senator Arizona, John McCain, setelah kematiannya akibat kanker otak pada tahun 2018.
Menyangkal pemberitaan tersebut, POTUS melmapiaskan kemarahannya lewat twitter dengan menebut keseluruhan berita tersebut adalah palsu. Ia juga menyangkal pernah menunjukkan rasa tidak hormat kepada McCain, meskipun ada perbedaan pendapat politik mereka.