Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Trump Kerahkan Tentara Bersenjata untuk Akhiri Kerusuhan di AS
Mandatory Credit: Photo by Evan Vucci/AP/Shutterstock (10434333bm) Donald Trump, Sauli Niinisto. President Donald Trump speaks during a meeting with Finnish President Sauli Niinisto in the Oval Office of the White House, in Washington Trump, Washington, USA – 02 Oct 2019

Trump Kerahkan Tentara Bersenjata untuk Akhiri Kerusuhan di AS



Berita Baru, Internasional — Donald Trump mulai mengerahkan ribuan tentara bersenjata lengkap dari barisan Garda Nasional guna mengakhiri kerusuhan di berbagai wilayah di Amerika Serikat (AS).

Demo itu terjadi lebih dari sepekan, diwaranai kerusuhan setelah pria kulit hitam George Floyd tewas usai lehernya dicekik polisi kulit putih dengan lututnya di Minneapolis, Minnesota, Senin kemarin.

Beberapa tentara Garda Nasional dikerahkan di dekat Gedung Putih di Senin malam beberapa jam pasca Presiden Trump menyampaikan bahwa dia ingin unjuk kekuatan militer pada protes keras yang mencengkeram AS.

Tidak lama kemdian, Trump datang ke Rose Garden Gedung Putih, dan menyebut dirinya sendiri sebagai presiden “hukum dan ketertiban”. Trump mengatakan “terorisme domestik” adalah penyebab kerusuhan.

“Saat ini saya mengirim ribuan dan ribuan tentara yang bersenjata lengkap, personel militer, dan petugas penegak hukum untuk menghentikan kerusuhan, penjarahan, perusakan, penyerangan, dan perusakan properti secara tidak sah,” terang Trump, dilansir ABC News, Selasa (2/6).

“Kita akan mengakhirinya sekarang,” tegas orang nomor satu di AS.

Trump meminta seluruh gubernur untuk memanfaatkan unit Garda Nasional, untuk mengambil alih jalan-jalan dan mengatakan dia akan mengerahkan tentara militer yang aktif jika gubernur gagal menggunakan Garda Nasional.

Lanjut Trump, dirinya bisa saja menggunakan Undang-Undang Pemberontakan 1807, yang memungkinkan presiden untuk mengerahkan militer di AS untuk menangani gangguan sipil.

Menurut Trump, seluruh negara benar-benar marah dengan kematian Floyd secara brutal, namun protes sejak itu telah berubah menjadi kekerasan. Di Washington DC saja, kata dia, para perusuh merusak Monumen Lincoln dan monumen Perang Dunia II, serta membakar sebuah gereja bersejarah di dekat Gedung Putih.

“Ini bukan aksi protes damai, ini adalah aksi teror domestik,” katanya.

Dia menuduh penyelenggara demo rusuh yang dia sebut “terorisme domestik” adalah kelompok Antifa. Menurutnya, kelompok yang dia nyatakan sebagai organisasi teroris itu akan menghadapi hukuman pidana berat, termasuk hukuman penjara.

Tepat sebelum dia muncul di Rose Garden Gedung Putih, ledakan keras terdengar di dekat Gedung Putih. Para polisi lantas membubarkan demonstran berpenutup muka dengan tembakan granat dan ledakan gas air mata.