Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Trump Ancam Tutup Media Sosial Twitter Hingga Facebook
Foto : Istimewa

Trump Ancam Tutup Media Sosial Twitter Hingga Facebook



Berita Baru, Internasional – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengancam akan mengatur lebih jauh perusahaan media sosial seperti Twitter hingga Facebook Cs. Bahkan Trump tak segan untuk menutupnya.

Ancaman tersebut terjadi setelah Twitter untuk pertama kalinya memberikan ‘cap’ kepada cuitan Trump.

Sebuah cap tersebut merupakan sebuah peringatan agar pengguna mengecek fakta terlebih dahulu cuitan Trump.

“Partai Republik merasa platform media sosial benar-benar membungkam suara konservatif. Kami akan sangat mengatur atau menutupnya sebelum membiarkan hal itu terjadi,” tegas Trump dilansir Reuters yang dikutip CNBC, Rabu (27/5)

“Bersihkan tindakanmu sekarang!” imbuh Trump.

Hingga saat ini pihak Twitter maupun Facebook belum bisa dikonfirmasi oleh Reuters. Sementara saham kedua perusahaan dikabarkan mengalami penurunan pada perdagangan pre-market.

Sebelumnya, pihak Twitter menyebut cuitan Trump tidak berdasar bahkan sesat . Ini pertama kalinya dilakukan Twitter setelah desakan muncul sejak tahun lalu.

Twitter menargetkan dua cuitan Trump. Pertama soal pemungutan suara melalui surat suara akan menyebabkan manipulasi pemilih dan “Pemalsuan Pemilu”.

Cuitan Trump dinilai mengarah ke dugaan atas kecurangan yang terjadi di California. Ia mengatakan siapapun yang tinggal di negara bagian itu, akan dikirimi surat suara padahal sebenarnya mereka sudah dipastikan bisa pergi ke bilik suara di mana mereka terdaftar.

Di bawah cuitan Trump, Twitter memosting tautan yang bertuliskan “Dapatkan fakta tentang surat suara masuk”. Termasuk membawa pengguna ke sebuah link berita media AS yakni CNN dan Washinton Post.

“Trump secara keliru mengklaim bahwa surat suara secara langsung akan mengarah pada ‘Pemalsuan Pemilu’,” tulis Twitter.

“Namun, pemeriksa fakta mengatakan tidak ada bukti bahwa surat suara yang masuk terkait dengan penipuan pemilih.” imbuhnya.

Trump diklaim telah melanggar kebijakan Twitter soal informasi yang kredibel.