Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Topan Batsira Menghantam Madagaskar Tewaskan 10 Orang

Topan Batsira Menghantam Madagaskar Tewaskan 10 Orang



Berita Baru, Internasional – Setidaknya 10 orang tewas setelah angin topan yang melanda Madagaskar, kedua kalinya dalam dua minggu, yang memicu banjir, meruntuhkan bangunan dan memutus aliran listrik.

Salah satu kota yang paling parah terkena adalah Nosy Varika, di mana hampir 95% bangunan hancur dan sebagian besar akses terputus akibat banjir.

Topan Batsira, seperti dilansir dari The Guardian, menyapu daratan pada Sabtu malam, menghantam pesisir timur dengan hujan lebat dan kecepatan angin 165 kpj (100 mph) yang diproyeksikan bisa menggusur sebanyak 150.000 orang.

Kerusakan akibat badai Batsira menambah kerusakan yang ditimbulkan oleh Topan Ana, yang melanda pulau dengan populasi hampir 30 juta itu dua minggu lalu, menewaskan 55 orang dan membuat 130.000 orang mengungsi.

Kantor manajemen bencana dan risiko Madagaskar mengatakan dalam sebuah buletin pada Minggu malam bahwa 10 orang tewas. Radio pemerintah mengatakan beberapa orang tewas ketika rumah mereka runtuh di kota Ambaavao, sekitar 460 km selatan ibu kota, Antananarivo.

“Kami hanya melihat kehancuran: pohon tumbang, tiang listrik tumbang, atap terkoyak oleh angin, kota benar-benar terendam air,” kata Nirina Rahaingosoa, penduduk Fianarantsoa, kepada Reuters melalui telepon.

Listrik padam karena tiang-tiang tumbang oleh embusan angin yang bertiup sepanjang malam hingga Minggu pagi, katanya.

Willy Raharijaona, penasihat teknis wakil presiden Senat Madagaskar, mengatakan beberapa akses wilayah bagian tenggara telah terputus dari daerah sekitarnya oleh banjir.

“Seolah-olah kita baru saja dibom. Kota Nosy Varika hampir 95% hancur,” katanya. “Rumah-rumah yang kokoh atapnya terkoyak oleh angin. Gubuk-gubuk kayu sebagian besar telah dihancurkan.”

Warga lain yang hanya menyebutkan satu nama, Raharijaona, mengatakan kepada Reuters bahwa bahkan sekolah dan gereja yang telah bersiap untuk melindungi para pengungsi di sekitar Mananjany di tenggara atap mereka robek.

Di wilayah tengah Haute Matsiatra, penduduk desa menyekop lumpur dari jalan untuk membersihkan kerusakan akibat tanah longsor yang disebabkan oleh Batsirai.