Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Tolak UU Pertanian Baru, Petani India Blokir 1.000 Jalan dalam Waktu Tiga Jam

Tolak UU Pertanian Baru, Petani India Blokir 1.000 Jalan dalam Waktu Tiga Jam



Berita Baru, Internasional – Ribuan petani di seluruh India memblokir jalan pada hari Sabtu, (6/2), dengan tenda darurat, traktor, truk, dan batu besar. Aksi tersebut dilakukan untuk menekan pemerintah agar membatalkan reformasi pertanian yang dinilai merugikan.

Berkemah di pinggiran New Delhi, protes awal dimulai oleh petani beras dan gandum dari India utara. Kini, demonstrasi telah menyebar ke seluruh India, terutama di negara bagian yang tidak diatur oleh partai Perdana Menteri Narendra Modi.

Pemerintah federal telah menawarkan konsesi kepada para petani tetapi menolak untuk mencabut tiga undang-undang yang telah disahkan.

Undang-undang tersebut, sebagaimana dilansir dari Reuters, dikatakan penting untuk membawa investasi baru ke sektor pertanian. Ia menyumbang hampir 15% dari ekonomi India senilai $ 2,9 triliun dan sekitar setengah dari tenaga kerjanya.

Para petani khawatir reformasi akan membuat mereka bergantung pada investor besar dan tercerabut dari perlindungan pemerintah atas harga.

“Chakka jam” selama tiga jam pada hari Sabtu, atau blokade jalan.

Aksi dimulai sekitar tengah hari di seluruh India, kecuali di New Delhi dan beberapa negara bagian tetangga. Protes sebagian besar diadakan di jalan raya nasional dan negara bagian.

Avik Saha, sekretaris Komite Koordinasi Kisan Sangharsh Seluruh India, sebuah organisasi payung kelompok tani, mengatakan sekitar 10.000 tempat di seluruh India diblokir dalam tiga jam.

“Jam chakka hari ini dengan jelas menunjukkan kepada pemerintah bahwa ini adalah protes seluruh India.” Kata Saha dalam pidato video di platform streaming langsung Periscope.

Di jalan raya dekat ibu kota, beberapa petani menghisap hookah saat lagu diputar di pengeras suara.

Para petani berjongkok di jalan di timur negara bagian Odisha dan Karnataka di selatan dengan bendera dan spanduk yang memprotes hukum. Beberapa membawa plakat yang berisi kecaman atas tindakan represifitas.

“Para petani di seluruh negeri bersatu menentang ini dan kami akan terus berdiri bersama sampai hukum hitam dicabut.” Kata Dilbag Singh, seorang petani berusia 65 tahun yang memprotes di Kundli dekat perbatasan Delhi, kepada Reuters.

Puluhan ribu petani telah berkemah di jalanan New Delhi selama berbulan-bulan. Protes berlangsung damai, tetapi unjuk rasa traktor pada 26 Januari berkobar menjadi kekacauan karena beberapa petani bentrok dengan polisi.

Sejak itu, pihak berwenang telah menutup internet seluler di beberapa bagian ibu kota negara. Membarikade jalan-jalan perbatasan untuk mencegah pengunjuk rasa masuk ke kota lagi.

“Hak untuk berkumpul dan berekspresi secara damai harus dilindungi baik offline & online,” kata Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia di Twitter. Menyerukan pihak berwenang dan pengunjuk rasa untuk melakukan “pengekangan maksimum.”

“Sangat penting untuk menemukan solusi yang adil sehubungan dengan #HumanRights untuk semua.”