Tingkatkan Pendapatan, KKP Dorong Nelayan Muara Gembong Manfaatkan Teknologi Digital
Berita Baru, Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT) memotivasi nelayan Muara Gembong, Bekasi tingkatkan pendapatan melalui kegiatan pengembangan dan diversifikasi usaha nelayan. Tujuannya untuk membantu nelayan bisa lebih produktif baik dari hasil tangkapan ikan maupun melalui usaha lainnya.
Kegiatan yang dilakukan diantaranya melalui bimbingan teknis pemanfaatan teknologi digital melalui aplikasi Laut Nusantara oleh PT XL Axiata. Selain itu juga keterampilan modifikasi alat penangkapan ikan, keahlian permesinan, penguatan kelembagaan, fasilitasi akses permodalan, fasilitasi perlindungan nelayan dan inovasi pengembangan produk hasil perikanan bagi keluarga nelayan.
Direktur Perizinan dan Kenelayanan Ridwan Mulyana menyampaikan langkah ini dilakukan agar usaha nelayan tidak berhenti akibat pandemi Covid-19. Untuk menghadapi dampak ekonomi Covid-19 ini, program pemberdayaan nelayan melalui kegiatan pengembangan dan diversifikasi usaha nelayan dan keluarganya dapat menjadi salah satu solusinya.
“Beragam inovasi usaha nelayan ini juga merupakan bentuk upaya agar para nelayan tidak bergantung pada usaha tunggalnya menangkap ikan saja,” jelas Ridwan.
Pelaksanaan kegiatan diversifikasi usaha digelar selama 2 hari pada tanggal 26 – 27 Agustus 2020 di dua lokasi secara bersamaan yaitu di SDN Pantai Mekar dan TPI Muara Jaya Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat.
Kegiatan ini melibatkan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat, Dinas Perikanan Kabupaten Bekasi, Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Bekasi, Politeknik Kelautan dan Perikanan Karawang, Badan Layanan Umum – Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (BLU-LPMUKP), BPJS Ketenagakerjaan, PT. XL Axiata Tbk, serta PT. Permodalan Nasional Madani (Persero), Tbk.
“Tidak hanya nelayan, tapi juga keluarganya (istri/anak nelayan) yang berpartisipasi dalam pengembangan produk perikanan berupa kerupuk ikan dan bakso ikan. Kita berikan pembekalan juga tentang packaging dan branding dalam peningkatan nilai mutu produk perikanan,” ungkap Ridwan.
Lebih lanjut Ridwan menerangkan, untuk meningkatkan hasil tangkapan ikan para nelayan diberikan pemahaman mengenai manfaat dari teknologi digital aplikasi Laut Nusantara yang sekaligus berfungsi untuk memastikan keamanan nelayan dalam melaut. Salah satu fitur yang ada pada aplikasi ini adalah petunjuk lokasi tempat ikan berada, cuaca terkait kecepatan angin dan kondisi gelombang yang selama ini tidak bisa nelayan perkirakan.
“Selain itu ada fitur perhitungan BBM hingga fitur panggilan darurat. Teknologi digital ini ditujukan bagi nelayan skala kecil yang beroperasi tidak lebih dari 20 mil dari garis pantai,” imbuhnya.
Kegiatan pembinaan ini diikuti oleh total 100 peserta terdiri dari 50 orang nelayan dan 50 orang istri nelayan dari Kecamatan Muara Gembong dengan menerapkan protokol kesehatan seperti cek suhu badan, menjaga jarak, menggunakan masker, dan menyediakan hand sanitizer serta tempat mencuci tangan.
Tidak hanya bimbingan teknis dan sosialisasi aplikasi Laut Nusantara, dalam kesempatan tersebut diberikan pula peralatan pendukung peningkatan kapasitas usaha nelayan berupa perlengkapan perbengkelan kepada nelayan dan paket peralatan penunjang pengolahan produk perikanan kepada wanita nelayan.
Dengan adanya kegiatan ini, Ridwan berharap semua peserta dapat berkomitmen untuk mengelola dan meningkatkan usaha perikanan tangkap maupun usaha ekonomi produktif lainnya melalui pemberdayaan nelayan.
Agar dapat terus berjalan, dia meminta Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bekasi melalui pendampingan penyuluh perikanan, dan Aparatur Desa untuk senantiasa mendampingi usaha nelayan khususnya peserta kegiatan ini, agar dapat berkembang secara berkelanjutan tidak berhenti sampai dengan selesainya kegiatan ini.
“Semoga nelayan dapat meningkatkan kapasitas usahanya dan menumbuhkan motivasi wirausaha untuk menciptakan dan mengembangkan usaha ekonomi kreatif yang produktif sebagai mata pencaharian alternatif,” tutup Ridwan.