Tiga Warga Sipil Terluka dalam Serangan Rusia di Zaporizhzhia
Berita Baru, Jakarta – Tiga warga sipil dilaporkan terluka akibat serangan artileri Rusia terhadap sebuah desa di Zaporizhzhia, demikian yang disampaikan kepala administrasi presiden Ukraina pada hari Sabtu (15/7/2023). Namun, pejabat yang didukung oleh Moskow menyatakan bahwa pasukan Kyiv-lah yang menembaki sebuah sekolah di sana.
Pertempuran telah berlangsung di Zaporizhzhia selama berbulan-bulan, wilayah depan di Ukraina bagian selatan yang secara politik dikuasai oleh Moskow pada tahun lalu, meskipun mereka tidak menguasainya sepenuhnya. Ibukota regional, kota Zaporizhzhia, tetap berada di bawah kendali Kyiv.
Andriy Yermak, kepala administrasi presiden Ukraina, menyampaikan melalui aplikasi pesan Telegram bahwa pasukan Rusia menembaki desa Stepnohirske di wilayah tersebut dengan roket peluncur ganda, menghantam sebuah bangunan administrasi.
“Ada tiga orang terluka: dua perempuan dan seorang pria,” ujar Yermak dikutip dari Reuters.
Rusia juga menembaki kota Zaporizhzhia, mengenai dan merusak setidaknya 16 bangunan di sana, kata Anatoliy Kurtiev, sekretaris dewan kota, melalui pesan Telegram.
Vladimir Rogov, pejabat yang diangkat oleh Rusia di wilayah Zaporizhzhia yang dikuasai oleh Moskow, mengatakan bahwa pasukan Ukraina menghancurkan sebuah sekolah di desa Stulneve, sementara pasukan pertahanan udara mengintersep sebuah drone di atas kota Tokmak.
Reuters tidak dapat secara independen memverifikasi kedua laporan tersebut. Kedua belah pihak membantah menargetkan warga sipil dalam perang yang hampir berlangsung selama 17 bulan yang dilancarkan oleh Rusia terhadap tetangganya.
Kementerian pertahanan Rusia mengatakan pada hari Sabtu bahwa mereka telah menghancurkan sejumlah gudang senjata Ukraina di wilayah tersebut dalam sehari terakhir. Komando militer Ukraina menyatakan bahwa Rusia mencoba menghentikan kemajuan Ukraina di sana dengan intensif menembaki daerah tersebut.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, kembali berjanji pada hari Sabtu untuk membebaskan seluruh tanah yang diduduki oleh Rusia.
“Kita tidak bisa meninggalkan siapapun, baik penduduk maupun kota dan desa di bawah pendudukan Rusia,” ujar Zelenskiy dalam pidato video malamnya. “Di mana pun pendudukan Rusia berlanjut, kekerasan dan penghinaan terhadap masyarakat berkuasa.”