Tidak Zona Merah, Jabar Siap Menuju ‘Adaptasi Kebiasaan Baru’
Berita Baru, Jabar – Provinsi Jawa Barat (Jabar) merupakan salah satu daerah yang siap menerapkan ‘adaptasi kebiasaan baru (AKB) atau normal baru.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, penerapan adaptasi kebiasaan baru (AKB) di Jabar didasarkan pada pertimbangan sains dan level kewaspadaan di setiap daerah.
Pihaknya menegaskan bahwa pengendalian risiko penularan Covid-19 yang komprehensif tetap berjalan, pengetesan masif secara intens tetap dilakukan, dan kesiapan layanan kesehatan konsisten ditingkatkan.
“Kami proporsional berdasarkan keilmiahan, kami tetap waspada dan kami tetap bertahap. Dan kami imbau warga untuk perlahan-lahan tidak melakukan euforia,” kata Kang Emil, dikutip dari CNBC, Sabtu (30/5)
Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar memaparkan bahwa 12 daerah berada saat ini telah berada di level 3 atau zona kuning.
12 daerah tersebut yakni Kab. Bandung, Kab. Bekasi, Kab. Bogor, Kab. Indramayu, Kab. Karawang, Kab. Subang, Kab. Sukabumi, Kota Bandung, Kota Bekasi, Kota Bogor, Kota Cimahi dan Kota Depok.
Sementara terdapat 15 daerah berada di zona biru dan telah siap memasuki AKB atau new normal.
Daerah tersebut yaitu Kab. Bandung Barat, Kab. Ciamis, Kab. Cianjur, Kab. Cirebon, Kab. Garut, Kab. Kuningan, Kab. Majalengka, Kab. Pangandaran, Kab. Purwakarta, Kab. Sumedang, Kab. Tasikmalaya, Kota Banjar, Kota Sukabumi, Kota Tasikmalaya, dan Kota Cirebon.
Tetap Waspada
Kang Emil sapaan Ridwan Kamil menyatakan kewaspadaan gugus tugas provinsi dalam mengendalikan Covid-19 tidak akan berkurang, terutama di daerah yang dapat menerapkan AKB.
Menurutnya tes Covid-19 dengan metode polymerase chain reaction (PCR) atau maupun rapid test akan tetap intens dilakukan.
“Kami akan merilis ambulans-ambulans yang di dalamnya ada rapid test. Di 60 persen wilayah (Jabar) yang akan menerapkan AKB, hadir ambulans yang nanti datang ke kerumunan untuk melakukan tes. Inilah cara kami memastikan AKB (berjalan baik), tapi jangan sampai menghilangkan kewaspadaan,” jelasnya.
“Kabar baiknya, di Jabar, bulan depan, produk tes buatan Jabar tidak impor lagi. PCR produksi (PT) Biofarma sudah tersedia. Alat rapid test yang berkualitas buatan ITB Unpad tersedia, walaupun terbatas. Jangan kaget kalau angka-angka kurang baik, kami akan melakukan PSBB pengetatan lagi,” imbuh Kang Emil.