Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Tubuh tidak fit
Tidak fit nya tubuh, memunculkan masalah serius terkait depresi dan rasa gelisah, Sumber : Dailymail.co.uk

Tidak Fit Tingkatkan Depresi dan Kegelisahan



Beritabaru.co, Inggris – Seseorang dengan tingkat kebugaran aerobik dan otot yang rendah hampir 2 kali lebih mungkin mengalami depresi dan memiliki peningkatan risiko kecemasan sebesar 60 persen.

Dilansir dari Dailymail.co.uk, dalam studi selama tujuh tahun terhadap lebih dari 150.000 warga Inggris, peneliti menemukan hubungan antara aktivitas fisik yang rendah dengan berbagai masalah kesehatan mental.

Para ahli menekankan pentingnya aktivitas fisik selama masa lockdown virus corona, seperti angkat beban dan lari harian, untuk menghentikan depresi dan kecemasan.

Depresi dan kecemasan juga telah dikaitkan dengan peningkatan risiko masalah kesehatan fisik, termasuk insiden penyakit kardiovaskular dan kematian dini yang lebih tinggi.

Menurut para ahli, strategi kesehatan masyarakat untuk mengurangi gangguan mental yang umum dapat mencakup kombinasi aktivitas aerobik

“Di sini kami telah memberikan bukti lebih lanjut tentang hubungan antara kesehatan fisik dan mental, serta melalui latihan terstruktur yang bertujuan untuk meningkatkan berbagai jenis kebugaran tubuh yang tidak hanya baik untuk kesehatan fisik Anda, tetapi mungkin juga memiliki manfaat kesehatan mental, ” kata penulis studi Aaron Kandola di Universitas College London pada Jumat (13/11)

Fakta bahwa orang tidak bergerak seaktif dulu tentu sangat mengkhawatirkan para peneliti. Terlebih lagi di masa lockdown secara global ini, menutup tempat kebugaran umum seperti gym serta membatasi waktu masyarakat untuk beraktivitas diluar rumah.

Aktivitas fisik merupakan bagian penting dari kehidupan kita dan dapat memainkan peran kunci dalam mencegah gangguan kesehatan mental.

“ Penelitian lain menemukan bahwa hanya beberapa minggu latihan intensif secara teratur dapat membuat peningkatan substansial pada kebugaran aerobik dan otot, jadi tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk mengurangi risiko penyakit mental Anda”, Ungkap Aaron.

Penelitian tersebut melibatkan sebanyak 152.978 peserta berusia 40 hingga 69 tahun dari studi Biobank Inggris. Sebuah studi jangka panjang yang menyelidiki kontribusi gen dan lingkungan terhadap perkembangan masalah kesehatan manusia.

Kebugaran aerobik pada awal masa penelitian diuji menggunakan alat sepeda statis dengan tantangan yang meningkat perlahan, sedangkan kebugaran otot diukur dengan uji kekuatan cengkeraman.

Peserta juga menyelesaikan kuesioner yang mengukur gejala depresi dan kecemasan pada diri .

Tujuh tahun kemudian, partisipan diuji sekali lagi untuk gejala depresi dan kecemasan, tetapi peneliti secara sengaja tidak menguji mereka lagi untuk tingkat kebugaran mereka.

“Denga ancangan penelitian ini, berarti kami dapat menyesuaikan analisis kami untuk kesehatan mental dasar dan mengurangi risiko penyebab terbalik (kemungkinan bahwa orang dengan kesehatan mental yang buruk menyebabkan kebugaran yang buruk)” kata Aaron

“Kebugaran dapat berubah dari waktu ke waktu, tetapi secara umum kebugaran tetap relatif stabil untuk kebanyakan orang dewasa di sekitar usia tersebut. Dimana kebanyakan orang akan tetap dalam batasan “rendah”, “sedang”, atau “tinggi”.

Jadi, mengukur kebugaran pada satu titik waktu memberi kita gambaran yang baik tentang seperti apa kebugaran seseorang secara keseluruhan selama pertengahan hingga pada akhir masa dewasa.

“ Beberapa orang akan melihat peningkatan atau penurunan besar dalam kebugaran selama periode ini, tetapi ini akan menjadi hal yang relatif kecil dalam sampel ini”, tambah Aaron.

Para peneliti menemukan kebugaran aerobik dan otot yang tinggi pada awal penelitian dikaitkan dengan kesehatan mental yang lebih baik tujuh tahun kemudian.

Orang dengan kombinasi kebugaran aerobik dan otot terendah memiliki peluang 81 persen lebih tinggi untuk mengalami kecemasan atau depresi. Ini dibandingkan dengan mereka yang memiliki tingkat kebugaran keseluruhan tubuh yang tinggi.

Para peneliti memperhitungkan faktor-faktor yang berpotensi mempengaruhi pada awal seperti diet, status sosial ekonomi, penyakit kronis, dan gejala penyakit mental.

Ironinya, studi sebelumnya menemukan bahwa orang yang berolahraga lebih banyak cenderung mengalami penyakit mental.

Sebagian besar penelitian mengandalkan orang yang melaporkan sendiri tingkat aktivitas mereka, yang mungkin kurang dapat diandalkan dibandingkan ukuran kebugaran fisik objektif yang digunakan untuk penelitian baru ini.

“Temuan kami menunjukkan bahwa mendorong orang untuk berolahraga lebih banyak dapat memiliki manfaat kesehatan masyarakat yang luas. Dengan ini tidak hanya meningkatkan kesehatan fisik kita tetapi juga kesehatan mental kita, ” kata penulis studi Dr Joseph Hayes di UCL, Pada juma (13/11)

“Meningkatkan kebugaran melalui kombinasi latihan kardio dan latihan kekuatan dan ketahanan tampaknya lebih bermanfaat daripada hanya berfokus pada kebugaran aerobik atau otot”