Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

The Invisible Man

The Invisible Man: Potret Riil Toxic Relationship



Berita Baru, Film – Film “The Invisible Man” yang mengusung nuansa horor, thriller, dan fiksi ilmiah ini rilis pada Maret 2020, mungkin jadi salah satu dari film-film terakhir yang tayang di layar lebar Indonesia karena setelahnya pandemi membuat kita tak bisa menonton film sambil nyemil popcorn di bioskop seperti biasa. Hiks.

Kabarnya, film ini unggul dalam box office dan direspon secara positif. Pendapatannya pun hingga 130 juta dolar AS, which is hampir 20 kali biaya produksinya yang cuma 7 juta dolar AS! Wah, sekeren itu?

Memang iya, sih. Sekeren itu.

Ceritanya tentang Apa, sih?

Film bikinan sutradara bernama Leigh Whannell ini mengisahkan mengenai hubungan Cecilia Kass atau Cee (Elisabeth Moss) dan Adrian Griffin (Oliver Jackson-Cohen) yang sangat toxic alias beracun. Publik tidak tahu bahwa dibalik ketenaran sosok Adrian yang dikenal sebagai ilmuwan sekaligus jutawan ini tersimpan karakter super posesif kepada Cee. Hal itu menyebabkan Adrian sangat ketat mengawasi pacarnya, bahkan tak jarang melakukan kekerasan.

Tentunya hal itu membuat Cee tidak tahan. Suatu hari, ia berhasil kabur dari kediaman Adrian dengan bantuan saudaranya, Emily Kass (Harriet Dyer). Emily diamankan di rumah James Laner (Aldis Hodge), kawan mereka yang seorang polisi.

Tiba-tiba alias mak bejunjug, ada kabar kalau Adrian meninggal setelah bunuh diri. Cee kaget, agak lega, tapi lebih banyak curiganya: masa iya, Adrian yang ambisius itu bunuh diri?

Jeng jeng jeeeeng.

Di sinilah kejadian-kejadian aneh mulai muncul. Cee merasa diikuti oleh seseorang. Bahkan kian kemari, sosok yang tak kelihatan itu kian menakutkan. Ia menganggu saat Cee mandi dan menarik-narik selimutnya saat Cee tidur.

Namun karena si sosok ini tidak kelihatan, orang-orang jadi tidak percaya dengan cerita Cee. Mereka pun mulai menyangka Cee kehilangan kewarasannya.

Tak cukup di situ, sosok tak nampak ini semakin jahil dan menyebarkan fitnah antara Cee, Emily, dan James. Fitnah-fitnah itu membuatnya stres. Ia terus mencari cara untuk menyelidiki makhluk misterius itu, namun di saat yang sama makhluk itu juga semakin intimidatif. Apakah Cee berhasil selamat?

Toxic Relationship: Nggak Kellihatan, Tapi Ada

Sebenarnya, premis “The Invisible Man” dalam trailer-nya cukup sederhana. Tapi kok ya, eksekusinya itu yang bikin penonton ikut sakit perut saat menyaksikannya.

Scoring film ini benar-benar apik. Kengerian yang dirasakan Cecilia terasa hingga kursi penonton.  Bahkan kita jadi ikut takut dengan sosok Adrian yang super creepy.

Kemudian, film ini cukup berhasil merepresentasikan toxic relationship dan efeknya pada korban, yang dalam hal ini adalah perempuan.

Dalam satu kesempatan, Cee menceritakan pada Emily dan James, bahwa Adrian mengawasi apa yang dia pakai, dia makan, dia katakan, bahkan apa yang dia pikirkan. Serem banget nggak, sih? Tapi ada nggak ya, orang yang mau berpacaran dengan sosok maca mini sekalipun dia super tajir dan ganteng?

Di malam kaburnya Emily dari rumah Adrian, kita bisa melihat bagaimana ia mempersiapkan diri sedetilitu, dan terus berlari meski terseok-seok demi bisa pergi dari pacar posesifnya.

Ketika Emily berada di rumah James, terlihat sekali bagaimana Emily mengalami trauma berat dan perlu waktu untuk memberanikan diri bahkan untuk sekadar mengambil surat di kotak pos depan rumah. Bahkan ia menutup kamera-kamera webcam agar tidak terdeteksi oleh Adrian yang adalah ahli teknologi.

Ekspresi dan gimik Cee rasanya mampu mewakili rasa trauma pasca-toxic relationship.

Pelaku kekerasan dalam hubungan romantis juga punya kecenderungan bersikap manipulatif atau istilahnya gashlighting. Kamu dibuat percaya seolah dirinya adalah yang terbaik. Seolah tak ada yang mau denganmu selain dirinya. Ia juga menggunakan romantisasi untuk menjebakmu agar tak pergi darinya. 

Ending film “The Invisible Man” sangat tak terduga. Kita mungkin bisa menyaksikan kemuakan Cee atas Adrian. Namun saya pribadi tidak menyangka Cee bakal melakukan itu.

Hingga akhirnya saya bertanya-tanya. Apa iya, toxic relationship hanya akan berakhir jika salah satu diantara pasangan itu mati?