Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Tesla Pilih Australia, Ratna Juwita Kritisi Kementerian Perindustrian
Anggota DPR RI Komisi VII Ratna Juwita Sari (Foto: Istimewa)

Tesla Pilih Australia, Ratna Juwita Kritisi Kementerian Perindustrian



Berita Baru, Jakarta – Anggota Komisi VII DPR RI Ratna Juwita Sari menyoroti keputusan perusahaan otomotif asal Amerika Serikat (AS), Tesla, yang lebih memilih mengambil nikel dari Australia ketimbang dari Indonesia. Padahal, Kementerian Perindustrian sedang mengupayakan hilirisasi sektor industri agar perusahaan otomotif mobil listrik di dunia mau mengambil nikel di Indonesia.

“Kami mendapatkan informasi bahwa perusahaan Tesla memutuskan untuk memilih nikel yang diproduksi di Australia daripada yang ada di Indonesia. Menurut framing media ini adalah sebuah disaster,” kata Ratna di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (29/8).

Karena itu, kata Ratna, Kemenperin harus mulai gencar membangun dan pengembangan ekonomi hijau di Indonesia. Hal tersebut dinilai dapat menjadi momentum bagi Kemenperin dalam mengambil peran memajukan sektor industri Tanah Air.

“Kita tidak mendapatkan kesempatan untuk bisa bekerja sama dengan perusahaan besar, multinasional yang istilahnya hari ini sedang kita support untuk pengembangan vehicle electricity yang ada di Indonesia juga. Jadi, percuma kalau kita lagi-lagi dijadikan pasar saja, tanpa kita terlibat untuk ada di dalamnya,” kata Ratna.

Sementara itu, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, ada atau tidaknya keterlibatan Tesla, Indonesia tetap mendorong pembangunan industri electric vehicle (EV) termasuk dari sisi infrastruktur. Pemerintah tidak akan bergantung kepada satu perusahaan saja untuk membangun industri EV termasuk bahan bakunya yakni nikel.

Menurut Agus, pemerintah memiliki konsep tersendiri, sehingga tidak terpengaruh dengan perusahaan apapun yang ada di dunia. Kendati demikian, Tesla diharapkan dapat berinvestasi di Indonesia, untuk mewujudkan pembangunan industri EV yang sudah menjadi target sebelumnya.

“Kita berharap. Tapi kalau tidak kita tetap jalan, program kita untuk membangun EV, membangun baterai-baterai juga itu tetap jalan, tanpa tergantung satu perusahaan pun di dunia,” kata Agus.