Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Cinta
Rata-rata kita menganggap rasa cinta itu muncul dari hati, namun ternyata bukan, Sumber : Dailymail.co.uk

Ternyata Rasa Cinta Bukan Datang Dari Hati !



Berita Baru , Amerika Serikat –  Cinta berasal dari hati tentu sudah menjadi kepercayaan masyarakat luas. Rasa sayang, rasa cinta maupun rasa apapun yang berkaitan terhadap sesama mahluk secara umum dipercaya berasal dari “hati”.

Dilansir dari Dailymail.co.uk , Hal ini sangat berbeda jika cinta dibuka dari sudut pandang ilmu pengetahuan. Jadi sebetulnya dari mana datangnya rasa cinta, cemburu, dan perasaan lain yang sering kita asosiasikan dengan rasa sayang dan cinta?

Ternyata itu berasal dari organ otak, khususnya Hipotalamus. Hipotalamus adalah bagian terdalam dari otak di tengah sistem limfatik atau pusat emosi pada otak. Ini adalah bagian di mana semua rangsangan yang diterima oleh manusia diproses, mulai dari pelukan, sentuhan, hingga bentakan dari pacar. Kemudian, hipotalamus akan mengarahkan tubuh untuk memberikan respon yang sesuai dari rangsangan dan emosi manusia.

Misalnya, jika Anda baru saja diputus oleh pasangan anda, hipotalamus adalah organ yang bertanggung jawab memicu munculnya rasa sesak di dada, tingginya tekanan darah, perubahan pola tidur, sampai hilangnya nafsu makan.

Tak hanya itu, hipotalamus juga mampu mengontrol otot wajah untuk menampilkan ekspresi cemberut, marah, atau sekedar ekspresi genit saat bersama pasangan.

Berbagai asosiasi cinta yang dirasakan oleh tubuh kita, kerap kali juga dikendalikan oleh hormon. Hipotalamus sendiri juga jadi bagian otak yang mengontrol kelenjar hormon utama tubuh yakni organ kelenjar pituitari.

Hipotalamus bahkan bisa menghasilkan hormon cinta sendiri, yakni oksitosin. Hormon ini biasanya muncul saat dua pasangan saling berpelukan dan mampu menghilangkan stres dan rasa cemas. Itu lah alasan mengapa pelukan terasa sangat menenangkan.

Oksitosin juga dilepaskan saat pria engalami ejakulasi. Hormon ini dikatakan dapat meningkatkan ikatan antara pasangan. Oksitosin sendiri mungkin jadi hormon paling dikenal luas oleh masyarakat. Bahkan sudah punya julukan sendiri sebagai “hormon cinta”.

Hormon oksitosin sendiri akan muncul ketika ibu melahirkan dan menyusui (yang menyebabkan adanya ikatandari ibu ke anak), hingga saat orgasme yang tentu memingkatkan ikatan pasangan. Saking ajaibnya hormon ini, ilmuwan juga telah mengembangkannya untuk meredakan kecemasan di situasi sosial dan juga autisme.

Hormon ini memiliki efek kardiovaskular yang negatif. Mulai dari peningkatan denyut jantung hingga tekanan darah.

Beberapa penelitian menemukan bahwa hormon oksitosin mampu menyembuhkan gangguan makan pada individu, karena ketika hormon ini dirilis oleh tubuh seseorang, ia tak lagi terobsesi dengan bentuk tubuh yang mereka inginkan.

Nah, oksitosin adalah hormon yang selalu tersedia dan siap digunakan kapan saja. Peluk, cium, atau sekadar kontak fisik sederhana yang berkaitan dengan cinta akan membuat otak mengeluarkan oksitosin. Efeknya dalam jangka panjang dari hormon ini adalah kepercayaan yang semakin meningkat.

Jadi, pernyataan apapun yang menyebut frase dari hati itu agak tidak tepat ya. Semua perasaan tersebut diatur oleh organ utama dari tubuh kita, yakni otak dan seluruh misteri maupun kerumitan di dalamnya.