Terluka Parah, Istri Presiden Haiti Gambarkan Pembunuhan Brutal Suaminya di Rumah Sakit
Berita Baru, Port-au-Prince – Istri Presiden Haiti, Martine Moise telah berbicara untuk pertama kalinya sejak dia selamat dari pembunuhan brutal suaminya Presiden Jovenel Moise.
Martine Moise (47 tahun), terluka parah dalam serangan di rumah bersama keluarganya di Port-au-Prince pada Rabu (7/7) dini hari dan langsung diterbangkan ke Florida untuk perawatan.
Suaminya ditemukan tewas bersimbah darah, penuh luka tembak dan matanya rusak.
Pada hari Sabtu (11/7), Moise berbicara dari ranjang rumah sakitnya. “Saya dalam kondisi cantik dan sangat hidup,” katanya, seperti dikutip dari SkyNews.
Menggambarkan serangan brutal itu, Moise melanjutkan: “Tiba-tiba, tentara bayaran datang dan menembaki suami saya dengan peluru.”
Dia mengklaim bahwa tokoh oposisi merekrut pembunuh bayaran untuk menggagalkan rencana suaminya yang akan mereformasi ekonomi dan sistem politik Haiti.
“Orang-orang ini menyewa tentara bayaran untuk membunuh presiden dan keluarganya karena proyek jalan, listrik, pasokan air minum, penyelenggaraan referendum dan pemilihan, untuk penghapusan akhir transisi politik,” terangnya.
Moise melanjutkan, “Anda harus menjadi penjahat kejam dan biadab untuk membunuh seorang presiden seperti Jovenel Moise dengan impunitas tanpa memberinya kesempatan untuk berbicara.”
Polisi Haiti mengklaim Moise dieksekusi oleh satu unit komando yang terdiri dari 26 orang Kolombia dan dua orang Haiti-Amerika.
Menurut laporan Kepolisian Nasional, tujuh belas pria, termasuk dua dari Florida, ditangkap dan diarak di depan wartawan pada konferensi pers awal pekan ini.
Sementara itu delapan tersangka lainnya dibunuh oleh pihak berwenang di dekat tempat kejadian dan tiga lainnya dalam pelarian.
Salah satu pemimpin geng paling kuat di pulau Karibia Federasi G9 dan mantan polisi, Jimmy ‘Barbecue’ Cherizier, menggemakan klaim bahwa Moise dibunuh oleh mereka yang tidak setuju dengan politiknya.
“Itu adalah konspirasi nasional dan internasional melawan rakyat Haiti,” terang Jimmy ‘Barbecue’ Cherizier.
Dia menuduh tokoh-tokoh oposisi berkolusi dengan “borjuasi busuk” untuk “mengorbankan” Presiden Moise.
Dalam pidato video, dia mengancam akan melakukan kekerasan terhadap mereka yang bertanggung jawab.
“Kami memberitahu semua pangkalan untuk memobilisasi, memobilisasi dan turun ke jalan untuk mengungkap pembunuhan presiden,” imbuh Jimmy ‘Barbecue’ Cherizier.
Perdana Menteri sementara Claude Joseph telah menyerukan dukungan AS dan PBB setelah kematian Moise.
Sejauh ini tidak ada bantuan yang dikirim, tetapi FBI dan pejabat intelijen Kolombia membantu penyelidikan yang sedang berlangsung atas pembunuhan itu, yang telah menjerumuskan Haiti ke dalam kekacauan kekerasan dan krisis politik.
Akibat dari pembunuhan ini, sebuah referendum tentang bagaimana Haiti di masa depan yang rencananya akan berlangsung pada bulan September telah ditunda.