Terapi Plasma Sukses Tekan Kematian Akibat Corona di Iran
Berita Baru, Internasional – Kasus penyebaran virus corona (Covid-19) di Iran tertinggi ke delapan di dunia. Hingga saat ini dilaporkan sebanyak 80.868 orang telah terinfeksi dan 5.031 orang dinyatakan meninggal.
Angka kematian baru akibat Covid-19 di Iran terus mengalami penurunan. Melansir dari Al Monitor yang dikutip Kompas salah satu prosedur perawatan yang dinilai berhasil adalah terapi menggunakan plasma darah.
Terapi plasma darah dinilai dapat meningkatkan tingkat pemulihan sebesar 40 persen.
Terapi plasma darah tersebut didapatkan dari sumbangan plasma darah oleh pasien yang sembuh dari Covid-19 kepada seseorang yang kritis.
“Kami memulai terapi plasma sekitar 40 hari yang lalu dan hingga saat ini, 300 orang telah menyumbangkan plasma darah mereka, dan hasilnya adalah penurunan 40 persen dalam jumlah kematian akibat virus corona,” kata Dr. Hassan Abolqasemi yang memimpin proyek terapi plasma sebagaimana dikutip dari Tehrantimes yang dikutip Kompas.com.
Hassan mengatakan, terapi plasma telah terbukti efektif dalam pengobatan penyakit wabah sebelumnya seperti SARS, MERS, dan Ebola. Meskipun, kata Hasan, organisasi internasional belum memberikan sudut pandangnya terkait pengobatan ini.
“Amerika Serikat mulai mengerjakan terapi plasma tiga minggu setelah kami. Belakangan, Perancis, Jerman, Belanda, dan beberapa negara Eropa lainnya memulai pekerjaan dan meminta kami untuk berbagi pengalaman.” jelasnya.
Ketua Dewan Kamar Dagang Iran, Nasser Riahi menyatakan pengujian penggunaan terapi plasma telah dilakukan pada 200 pasien.
“Mentalitas kami adalah injeksi plasma tidak akan membahayakan pasien dan metode ini selalu digunakan untuk meningkatkan volume darah,” ujarnya.
Nasser menjelaskan, saat ini pihaknya tengah mengusulkan untuk melakukan penelitian lanjutan terkait apa saja yang terkait dengan metode pengobatan terapi plasma darah.
Diuji coba ke 200 pasien
Terapi plasma yang diujikan pada 200 pasien dan penelitian kepada seluruh pasien tersebut telah selesai dengan hasil memuaskan.
“Pemulihan beberapa pasien yang dalam kondisi buruk seperti keajaiban dan yang lain yang tidak dalam kondisi sangat buruk telah pulih juga,” tuturnya.
Lebih lanjut, menurutnya metode plasma darag memiliki efek positif yang terbukti, serta juga memiliki efek samping yang kecil.
“Yang penting adalah bahwa tingkat antibodi pada pasien yang pulih tetap tinggi begitu lama, dan tingkat antibodi dalam plasma ini memiliki efek terapeutik,” tambah dia.
Negara pertama yang menggunakan terapi plasma darah
Riahi menyebutkan, saat ini tim medis Iran yang mengembangkan metode plasma darah tengah berbagi pengalaman dengab negara lain termasuk Italia, Jerman dan Perancis yang memiliki banyak kasus.
Dalam beberapa minggu terakhir, beberapa universitas ilmu kedokteran menerima izin untuk melakukan penelitian tentang terapi plasma, yang akan mengirimkan peneliti dari berbagai negara.
“Jadi, kami akan meminta mereka untuk bergabung dengan kami, dan terlibat dalam proses implementasi serta perawatan alih-alih menghabiskan waktu dan uang untuk melakukan penelitian, ”kata dia.
Riahi mengatakan bahwa Iran merupakan negara pertama yang menerapkan terapi plasma sebelum AS.
“Saya harus mengatakan bahwa keajaiban ini telah muncul di Timur dan di Iran,” ujar dia.
“Amerika Serikat baru-baru ini mengambil sampel plasma pertama. Sementara, di Iran, proses menyuntikkan plasma ke 200 pasien telah berakhir,” imbuhnya.