Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Pemimpin Rusia Vladimir Putin. Foto: Reuters.
Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Pemimpin Rusia Vladimir Putin. Foto: Reuters.

Taruhan Tinggi, Presiden Prancis Beranikan Diri Terbang ke Rusia



Berita Baru, Moskow – Presiden Prancis Emmanuel Macron beranikan diri terbang ke Rusia sebagai upaya langkah diplomatik di tengah memanasnya konflik Ukraina dan munculnya kekhawatiran adanya invasi militer.

“Kami sedang menuju sarang markas Putin [Pemimpin Rusia. Red], dalam banyak hal ini adalah lemparan dadu,” kata salah satu sumber yang dekat dengan Macron kepada Reuters, Senin (7/2).

Sebelumnya, Presiden Macron sudah melakukan panggilan telepon dengan beberapa berbagai pihak, termasuk dengan pemimpin NATO, Vladimir Putin sendiri, dan Presiden Ukraina.

Selanjutnya, setelah mendatangi Rusia, Presiden Macron rencananya akan mengunjungi Ukraina pada Selasa (8/2).

Dari kunjungan itu, ‘lemparan dadu’ yang dimaksud adalah Presiden Macron mempertaruhkan banyak modal politik untuk dapat menunjukkan pada dunia bahwa ia punyai kekuatan di Eropa, atau malah berbalik jadi tamparan memalukan jika kunjungannya tak menghasilkan apa-apa.

“Bagi presiden, ini adalah kesempatan untuk menunjukkan kepemimpinannya di Eropa. Bahwa dia berada di atas keributan,” kata salah satu sumber pemerintah Prancis.

Karena itu, menurut laporan Reuters, langkah diplomatik tersebut juga bertujuan untuk mencari komitmen dari Presiden Rusia Vladimir Putin untuk meredakan ketegangan dengan Ukraina dan membekukan situasi selama beberapa bulan, setidaknya sampai pemilihan “Super April”, terutama pemilihan presiden di Prancis pada April depan.

Selama lima tahun terakhir, Presiden Macron mencoba untuk membujuk dan menghadapi Putin dengan jalan dialog. Hasilnya, hubungan antara Prancis dan Rusia membaik di awal-awal.

Di awal kepemimpinannya sejak 2017, Presiden Macron langsung menggelar karpet merah untuk Putin di Istana Versailles.

Dua tahun kemudian, pasangan itu bertemu di kediaman musim panas presiden Prancis.

Namun, di akhir-akhir, hubungan Prancis dan Rusia mengalami ketegangan, terutama dalam konteks pengaruh Prancis di Afrika.

Yang terbaru, pada Desember 2021, Prancis ‘diusir’ dari Mali dan Mali mengundang Wagner Grup ke negaranya. Wagner Grup merupakan salah satu perusahaan militer swasta Rusia.

Pejabat-pejabat pemerintahan Prancis banyak yang curiga Mali mengusir Prancis karena mendapat dukungan dari Rusia.

Negara-negara Eropa Timur yang menderita puluhan tahun di bawah pemerintahan Soviet telah mengkritik sikap kooperatif Macron di Rusia, mencurigai pembicaraan Macron tentang negosiasi “tatanan keamanan Eropa baru” dengan Rusia.

Untuk melawan kritik sebelum perjalanan dan mengambil jubah kepemimpinan Eropa dalam krisis ini, Presiden Macron telah bersusah payah untuk berkonsultasi dengan para pemimpin Barat lainnya kali ini, termasuk Boris Johnson dari Inggris dan Presiden AS Joe Biden.