Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Tank Israel
Pasukan Pertahanan Israel berdiri di atas sebuah tank dekat perbatasan antara Israel dan Jalur Gaza. Foto: Amir Cohen/Reuters.

Tank Israel Balas Serang Hamas di Jalur Gaza



Berita Baru, Internasional – Pada hari Senin (17/8), Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan bahwa tank mereka telah menyerang sasaran Hamas di Jalur Gaza. Serangan itu sebagai tanggapan atas roket Palestina dan bom api udara yang diluncurkan ke Israel selatan.

“Tank menargetkan sejumlah pos pengamatan militer milik organisasi teror Hamas di Jalur Gaza,” tulis IDF dalam sebuah pernyataan pada Senin (17/8), dilansir dari Aljazeera.

IDF juga mengatakan bahwa selain serangan lintas perbatasan dengan bahan peledak dan alat pembakar yang digantung di balon, pada Minggu (16/8) malam, puluhan orang juga memicu kerusuhan di sepanjang pagar keamanan Jalur Gaza.

Hingga kini belum ada laporan tentang korban jiwa yang meninggal akibat serangan itu.

Wilayah Palestina telah di bawah blokade Israel sejak 2007. Namun Israel khawatir dengan blokadenya akan ancaman keamanan dari Hamas, baik di darat dan laut.

Insiden terbaru mengikuti ketegangan yang meningkat selama seminggu.

Pada hari Minggu (16/8), Israel juga menutup zona penangkapan ikan pesisir yang diizinkan di Gaza.

Sebelumnya, Israel juga menutup jalur penyeberangan barang yang menghubungkan Karem Abu Salem (Kerem Shalom) dengan Jalur Gaza.

Pejabat Palestina mengatakan penutupan perlintasan khusus itu mempengaruhi impor bahan bangunan.

Pada hari Kamis (13/8), Israel mengatakan akan menghentikan pengiriman bahan bakar ke Gaza sebagai tanggapan atas balon pembakar.

Juru bicara Hamas Fawzi Barhoum menyebut tindakan itu sebagai ‘tindakan agresi berat’ yang akan memperdalam kesulitan ekonomi Gaza.

Lalu pada hari Sabtu (15/8) malam, IDF mengatakan perusuh Palestina membakar ban, melemparkan alat peledak dan granat ke arah pagar keamanan dan berusaha mendekati wilayahnya.

Kemudian, tak lama setelah itu, IDF mengatakan bahwa dua roket yang mengarah ke Israel yang diduga berasal dari Jalur Gaza dicegat oleh Sistem Pertahanan Udara Iron Dome.

Dan pada hari Minggu (16/8), aksi itu dibalas dengan serangan udara Israel di Gaza, termasuk apa yang oleh pernyataan IDF disebut ‘kompleks militer yang digunakan untuk menyimpan amunisi roket’ milik Hamas.

Pada tahun 2019, antara Hamas dan Israel melakukan genjatan senjata dengan adanya dukungan dari PBB, Mesir dan Qatar. Namun, genjatan sejata itu tidak membawa perubahan signifikan karena kedua belah pihak masih saling melakukan serangan secara sporadis dengan roket, tembakan mortir atau balon pembakar.

Seorang wartawan Aljazeera, Harry Fawcett mengatakan bahwa peningkatan serangan itu terkait dengan situasi ekonomi yang mengerikan di dalam Gaza di mana angka pengangguran meningkat dan lebih banyak orang hidup di bawah garis kemiskinan.

“Hamas memiliki masalah nyata yang harus dihadapi, dan seperti yang telah kita lihat di masa lalu selama fase seperti itu, Hamas cenderung menaikkan ketegangan. Itulah yang tampaknya terjadi. Ada kembalinya peluncuran balon pembakar dan layang-layang dan pengaturan api,” terang Fawcett.

“Perhitungannya, tampaknya, adalah bahwa mereka [Hamas] ingin melihat Israel memenuhi beberapa komitmen yang Israel janjikan tahun lalu ketika ada kesepakatan yang dicapai untuk mencoba dan menenangkan setelah serangkaian eskalasi. Seperti memungkinkan lebih banyak kontribusi internasional untuk memungkinkan pembangunan kembali infrastruktur, dimulainya zona industri… dan peningkatan listrik,” Jelas Fawcett.

Jalur Gaza memiliki populasi dua juta, lebih dari setengahnya hidup dalam kemiskinan, menurut Bank Dunia.

Selain karena faktor ekonomi, kemarahan Palestina terhadap Israel juga meningkat sejak Israel dan Uni Emirat Arab pada Kamis (13/8) sepakat untuk menormalisasi hubungan.

Menurut mayoritas orang Palestina, langkah itu adalah pengkhianatan atas perjuangan mereka.