Tak Hanya Usir Diplomat Senior dari KTT, Uni Afrika Juga Hapus Status Pengamat Israel
Berita Baru, Addis Ababa – Status pengamat Israel di Uni Afrika (AU) juga dihapus, menyusul pengusiran diplomat senior Israel di Konferensi Tingkat Tinggi aliansi besar benua Afrika pada Sabtu (25/2) kemarin.
Duta besar Israel Sharon Bar-li dikeluarkan dari KTT tahunan Uni Afrika di Ethiopia pada hari Sabtu ketika dia berusaha untuk hadir menggunakan undangan yang tidak dapat dialihkan yang dikeluarkan hanya untuk duta besar Israel untuk Uni Afrika, Aleli Admasu.
Video yang beredar di media sosial menunjukkan penjaga mengawal Bar-li keluar dari aula pertemuan AU di ibu kota Ethiopia, Addis Ababa.
“Status ditangguhkan sampai waktu komite ini dapat berunding … jadi kami tidak mengundang pejabat Israel ke pertemuan puncak kami,” kata ketua Komisi AU Moussa Faki Mahamat kepada wartawan pada hari Minggu (19/2), dikutip dari AfricaNews.
Mahamat juga menambahkan bahwa penyelidikan sedang dilakukan atas insiden hari Sabtu.
Seorang juru bicara kementerian luar negeri Israel mengatakan Bar-li adalah “pengamat terakreditasi dengan tanda masuk”, dan menuduh AU disandera oleh “sejumlah kecil negara ekstremis seperti Aljazair dan Afrika Selatan, yang didorong oleh kebencian dan dikendalikan. oleh Iran”.
Insiden tersebut menyoroti pertengkaran di dalam blok pan-Afrika atas keputusan sepihak tahun 2021 oleh Mahamat untuk memberikan status pengamat Israel, yang memicu protes oleh beberapa negara anggota.
Israel memperoleh status pengamat setelah dua dekade upaya diplomatik. Itu sebelumnya memegang peran di Organisasi Persatuan Afrika (OAU) tetapi lama digagalkan dalam upayanya untuk mendapatkan kembali setelah OAU dibubarkan pada tahun 2002 dan digantikan oleh AU.
Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan pada saat itu bahwa status baru dapat memungkinkan Israel dan AU menjalin kerja sama yang lebih kuat dalam berbagai aspek, termasuk perang melawan virus corona dan pencegahan “penyebaran terorisme ekstremis” di benua Afrika.
KTT AU tahun lalu menangguhkan perdebatan tentang apakah akan mencabut akreditasi dan membentuk komite kepala negara untuk mengatasi masalah tersebut.
Pemerintah Afrika Selatan mengatakan keputusan Uni Afrika untuk memberi Israel status itu “bahkan lebih mengejutkan dalam satu tahun di mana orang-orang Palestina yang tertindas diburu oleh pemboman yang merusak dan permukiman ilegal yang terus berlanjut di tanah itu”.
Afrika Selatan mendukung perjuangan Palestina, dengan hubungan diplomatik formal didirikan pada tahun 1995, setahun setelah berakhirnya apartheid. Itu menurunkan kedutaannya di Tel Aviv menjadi kantor penghubung pada 2019.