Taiwan Tidak Terima Dengan Langkah Baru China yang Akan Menahan Para Pendukung Kemerdekaan
Berita Baru, Taipe – Taiwan tidak terima dengan langkah baru China yang akan menahan para pendukung kemerdekaan negara itu dengan pidana seumur hidup.
Langkah yang diumumkan pada Jumat (5/11) itu memicu kemarahan dan ejekan dari Taiwan di tengah meningkatnya konflik antar dua negara di Selat Taiwan.
Untuk pertama kalinya China memberikan langkah tegas menghukum para pendukung kemerdekaan Taiwan.
China juga menegaskan tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk membawa Taiwan di bawah kendalinya, meskipun pulau itu mengklaim bahwa itu adalah negara merdeka yang akan mempertahankan kebebasan dan demokrasinya.
Kantor Urusan Taiwan bahkan sempat membuat daftar ‘buronan’ mereka, diantaranya Perdana Menteri Taiwan Su Tseng-chang, Ketua Parlemen You Si-kun dan Menteri Luar Negeri Joseph Wu.
Mereka dianggap sebagai seorang ‘keras kepala pro-kemerdekaan Taiwan’.
China akan memberlakukan hukuman bagi mereka yang ada dalam daftar dengan tidak membiarkan mereka memasuki China Daratan dan Daerah Administratif Khusus Hong Kong dan Makau.
Orang-orang yang masuk daftar hitam tersebut tidak akan diizinkan untuk bekerja sama dengan entitas atau orang-orang dari daratan, juga perusahaan mereka, atau entitas yang mendanai mereka, tidak akan diizinkan untuk mengambil untung dari daratan, tambahnya.
Menanggapi hal itu, Dewan Urusan Daratan Taiwan menegur China, dengan mengatakan Taiwan adalah masyarakat demokratis dengan supremasi hukum dan tidak diperintah oleh Beijing.
“Kami tidak menerima intimidasi dan ancaman dari wilayah otokratis dan otoriter,” kata dewan itu, seperti dikutip dari Reuters.
Dewan itu juga menambahkan bahwa akan mengambil “tindakan balasan yang diperlukan untuk menjaga keselamatan dan kesejahteraan rakyat.”
Juru bicara Zhu Fenglian mengatakan pesan yang ingin dikirim China kepada pendukung kemerdekaan Taiwan adalah: “Mereka yang melupakan leluhur mereka, mengkhianati tanah air dan memecah belah negara, tidak akan pernah berakhir dengan baik, dan akan ditolak oleh rakyat dan dihakimi oleh sejarah.”
Dalam sebuah posting Twitter pada hari Sabtu, menteri luar negeri Taiwan, Joseph Wu, menulis, “Saya telah menerima banyak ucapan selamat setelah masuk daftar hitam dan sanksi, seumur hidup, oleh #PKC,” mengacu pada Partai Komunis China.
“Banyak yang cemburu karena tidak diakui; beberapa bertanya di mana mereka bisa melamarnya. Untuk mendapatkan kehormatan langka, saya akan terus berjuang untuk kebebasan dan demokrasi #Taiwan,” imbuhnya.
China percaya Presiden Taiwan Tsai Ing-wen adalah seorang separatis yang bertekad mendeklarasikan kemerdekaan formal. Dia mengatakan Taiwan sudah menjadi negara merdeka yang disebut Republik China, nama resminya.