Tagih Janji Manis Perusahaan, Warga Wotan Blokir Jalur Pantura Gresik
Berita Baru, Gresik – Ratusan warga Desa Wotan, Kecamatan Panceng memblokade jalur pantura Gresik di depan PT Avia Avian, Kamis (20/10). Aksi massa yang mengatasnamakan Aliansi Warga Wotan itu sebagai bentuk kekecewaan terhadap pihak perusahaan lantaran belum memberikan kepastian atas tuntutan warga.
Padahal pada aksi warga sebelumnya, pihak PT. Avia Avian saat menemui perwakilan massa aksi berjanji semua tuntutan warga diterima dan akan segera dikoordinasikan dengan pihak manajemen. Kemudian hasil koordinasi akan disampaikan kepada pihak kepala Desa Wotan dalam tenggat waktu 1 minggu ke depan.
Aksi blokade jalan ini membuat arus lalulintas di sekitar pabrik pipa macet total. Sejak pagi, ratusan warga mulai dari orang tua, pemuda hingga ibu-ibu datang berbondong-bondong untuk menyuarakan aspirasi. Mereka juga membawa sejumlah spanduk berisi tuntutan.
Korlap Aksi Irvan Wahyudi mengatakan, warga geram dengan sikap pihak perusahaan seolah tidak menghiraukan tuntutan warga. Bahkan pihak perusahaan juga tidak mau menandatangani MoU atau surat kesepakatan yang disodorkan warga.
“Kita tak akan menyerah, dan akan melakukan aksi lebih besar lagi, kami hanya menuntut agar warga desa dipekerjakan,” tegasnya.
Irvan menyebut, pihak perusahaan bersikukuh tidak menandatangani MoU karena tidak mempunyai kewenangan. Dia pun menyayangkan sikap perusahaan yang dinilai tidak kooperatif.
“Tuntutan pihak avian sama mereka bersikukuh kita buat, inginya tiga poin yang dibuat mereka,” terangnya.
Sebelumnya, pihak pemerintah desa, aliansi warga, serta Muspika Panceng bertemu pada Rabu (08/10) kemarin. Namun pertemuan itu menemui jalan buntu atau tidak ada hasil sama sekali.
“Kita bertemu kemarin tapi tuntutan kami tak disepakati, pihak PT Avia Avian tak mau tandatangan,” tambah salah satu mediator Aliansi Warga Wotan, Didik Sihabul Millah.
Didik menyatakan, salah satu poin tuntutan adalah perusahaan harus mempekerjakan warga setempat dengan prosentase 70 persen tenaga kerja Non skill.
“Tenaga kerja non skill harus memprioritaskan warga lokal desa kami, hal ini karena masih banyak yang belum mendapatkan kerja,” ujarnya.
Didik menyatakan, kinerja manajemen perusahaan yang menangani perekrutan tenaga kerja dinilai sangat buruk. Apalagi, perusahaan alihdaya di PT Avia Avian terkesan tidak profesional.
Selain itu, dia juga menuntut soal transparansi perekrutan tenaga kerja. Sebab pihaknya mendapatkan informasi terkait adanya sejumlah warga yang sudah membayar agar bisa bekerja disana.
“Masih banyak warga yang ingin pekerja disana disuruh banyar dulu, ini sudah tak jadi rahasia lagi. Dan memprihatinkan, ini padahal wilayah desa kami,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua BPD Wotan Muhammad Zuhri menambahkan, ratusan warga yang melakukan aksi ini datang dari berbagai elemen.
“Ini ratusan elemen masyarakat, didukung pemdes juga, kemarin adaudiensi dan mereka ingkar janji,” ujarnya.
Zuhri menyatakan, hanya 40 warga desanya yang saat ini bekerja di PT Avia Avian. Padahal, masih ada ratusan warga yang belum bekerja alias pengangguran.
“Untuk itu, warga menuntut agar warga dipekerjakan,” imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama, Camat Panceng M Nasikh menuturkan, hingga kini pihaknya masih melakukan upaya mediasi antara pihak perusahaan dan warga untuk mencari solusi terbaik.
“Dari 9 tuntutan dijawab diringkas menjadi 3 menurut avian sudah menjawab 9 tuntutan itu tetapi warga belum puas,” tutupnya.