Pendeteksi Covid-19 – Beritabaru.co https://beritabaru.co Meluruskan Distorsi Informasi Wed, 10 Feb 2021 14:38:26 +0000 id hourly 1 https://beritabaru.co/wp-content/uploads/2019/09/cropped-Berita-Baru-Icon-32x32.png Pendeteksi Covid-19 – Beritabaru.co https://beritabaru.co 32 32 Apple Watch Dapat Deteksi COVID-19 Lebih Cepat Dari Swab? https://beritabaru.co/apple-watch-dapat-deteksi-covid-19-lebih-cepat-dari-swab/ https://beritabaru.co/apple-watch-dapat-deteksi-covid-19-lebih-cepat-dari-swab/#respond Wed, 10 Feb 2021 14:38:11 +0000 https://beritabaru.co/?p=58794 Apple Watch Dapat Deteksi COVID-19 Lebih Cepat Dari Swab?

Berita Baru, Inovasi – Sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti dari Rumah Sakit Mount Sinai New York menemukan teknologi yang ada dalam smartwatch khususnya Apple Watch dapat digunakan untuk deteksi COVID-19.

Dilansir dari Ubergizmo, studi yang disebut Warrior Watch Study itu mengungkap Apple Watch memungkinkan untuk dapat digunakan mendeteksi COVID-19 bahkan seinggu sebelum penggunanya mengalami gejala dan melakukan swab.

Kita tahu bahwa saat ini hampir setiap negara dan instansi berlomba untuk melakukan vaksinasi dan mengembangkan teknologi untuk mempercepat deteksi virus sejak dini agar dapat mengatasi pandemi virus yang masih tersu terjadi.

Namun, karena virus corona dapat membutuhkan waktu hingga 14 hari untuk diinkubasi, ini berarti bahwa bisa jadi orang yang terinfeksi dan tidak mengetahuinya lebih cepat memungkinkan akan terus menulari orang lain. Sementara tidak mungkin semua orang akan menjalani tes swab setiap hari.

Studi  yang telah dilangsungkan studinya antara April dan September 2020 dan melibatkan ratusan petugas kesehatan tersebut melihat adanya variabilitas detak jantung sebagai salah satu tanda seseorang bisa terinfeksi.

“Ini karena variabilitas detak jantung adalah indikator seberapa tegang sistem saraf seseorang, yang juga bisa menjadi indikasi bahwa mereka sedang tidak enak badan,” menurut hasil studi itu dalam sebuah keterangan, dikutip Berita Baru, Rabu (10/2/21).

Meskipun bukan merupakan indikator COVID-19, tetapi ketika mengetahui kondisi variabilitas jantung  memungkinkan seseorang lebih cepat  untuk melakukan tes dari pada menundanya. Selain itu, kemampuan mendeteksi infeksi lebih awal juga berarti bahwa orang tersebut dapat memulai pengobatan lebih cepat.

]]>
Apple Watch Dapat Deteksi COVID-19 Lebih Cepat Dari Swab?

Berita Baru, Inovasi – Sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti dari Rumah Sakit Mount Sinai New York menemukan teknologi yang ada dalam smartwatch khususnya Apple Watch dapat digunakan untuk deteksi COVID-19.

Dilansir dari Ubergizmo, studi yang disebut Warrior Watch Study itu mengungkap Apple Watch memungkinkan untuk dapat digunakan mendeteksi COVID-19 bahkan seinggu sebelum penggunanya mengalami gejala dan melakukan swab.

Kita tahu bahwa saat ini hampir setiap negara dan instansi berlomba untuk melakukan vaksinasi dan mengembangkan teknologi untuk mempercepat deteksi virus sejak dini agar dapat mengatasi pandemi virus yang masih tersu terjadi.

Namun, karena virus corona dapat membutuhkan waktu hingga 14 hari untuk diinkubasi, ini berarti bahwa bisa jadi orang yang terinfeksi dan tidak mengetahuinya lebih cepat memungkinkan akan terus menulari orang lain. Sementara tidak mungkin semua orang akan menjalani tes swab setiap hari.

Studi  yang telah dilangsungkan studinya antara April dan September 2020 dan melibatkan ratusan petugas kesehatan tersebut melihat adanya variabilitas detak jantung sebagai salah satu tanda seseorang bisa terinfeksi.

“Ini karena variabilitas detak jantung adalah indikator seberapa tegang sistem saraf seseorang, yang juga bisa menjadi indikasi bahwa mereka sedang tidak enak badan,” menurut hasil studi itu dalam sebuah keterangan, dikutip Berita Baru, Rabu (10/2/21).

Meskipun bukan merupakan indikator COVID-19, tetapi ketika mengetahui kondisi variabilitas jantung  memungkinkan seseorang lebih cepat  untuk melakukan tes dari pada menundanya. Selain itu, kemampuan mendeteksi infeksi lebih awal juga berarti bahwa orang tersebut dapat memulai pengobatan lebih cepat.

]]>
https://beritabaru.co/apple-watch-dapat-deteksi-covid-19-lebih-cepat-dari-swab/feed/ 0 https://beritabaru.co/wp-content/uploads/2021/02/Apple_watch_series_5-gold-aluminum-case-pomegranate-band-and-space-gray-aluminum-case-pine-green-band-091019-300x211.jpg
Penelitian: Smartwatches Bisa Jadi Alternatif Deteksi COVID-19 https://beritabaru.co/penelitian-smartwatches-bisa-jadi-alternatif-deteksi-covid-19/ https://beritabaru.co/penelitian-smartwatches-bisa-jadi-alternatif-deteksi-covid-19/#respond Sat, 16 Jan 2021 09:40:03 +0000 https://beritabaru.co/?p=55184 Penelitian: Smartwatches Bisa Jadi Alternatif Deteksi COVID-19

Berita Baru, Inovasi – Saat ini, pada dasarnya ada satu-satunya cara untuk mendeteksi atau menguji seseorang terinfeksi virus corona (COVID-19)  atau tidak adalah dengan melakukan tes di rumah sakit atau fasilitas kesehatan publik lainnya.

Masalahnya dengan tes ini seseorang harus pergi ke klinik atau rumah sakit dan kemudian harus menunggu hasilnya. Untuk itu sebuah penelitian dilakukan untuk menemukan cara bagaimana mendeteksi virus corona dalam tubuh secara pribadi dari rumah sendiri.

Dilansir dari laman Ubergizmo, menurut sebuah penelitian terbaru yang disebut Warrior Watch, menyarankan bahwa teknologi yang terpasang dalam sebuah jam tangan pintar atau smartwatches  sebenarnya dapat dikembangkan untuk memiliki kemampuan mendeteksi apakah seseorang mungkin terinfeksi atau tidak bahkan sebelum gejalanya muncul.

Rob Hirten, seorang penulis dan juga asisten profesor kedokteran di Icahn School of Medicine di Mount Sinai di New York berkata, "Tujuan (penelitian) kami adalah menggunakan alat untuk mengidentifikasi infeksi pada saat infeksi atau sebelum orang tahu bahwa mereka sakit."

Sebagaimana dilaporkan CBS MoneyWatch, Hirten mengatakan, “Kami sudah tahu bahwa penanda variabilitas detak jantung berubah seiring berkembangnya peradangan dalam tubuh, dan Covid adalah peristiwa peradangan yang luar biasa. Ini memungkinkan kami untuk memprediksi bahwa orang terinfeksi sebelum mereka menyadarinya. "

“Ini dilakukan dengan melihat detak jantung pemakainya, di mana penelitian menunjukkan bahwa pasien yang terinfeksi virus corona mengalami variabilitas detak jantung yang lebih rendah, yang berarti hanya ada sedikit variasi waktu antara detak jantung,” tambah Hirten, dikutip Berita Baru, Sabtu (16/1/21).

Meskipun demikian, para peneliti mengatakan hal tersebut tetaplah bukan diagnosis pasti. Akan profesor Universitas Stanford Michael Snyder berkata pengembangan teknologi tersebut tetap akan membawa dampak baik bagi setiap orang untuk mengetahui kondisi tubuhnya lebih awal sebelum dampaknya lebih buruk.

Selain hal tersebut juga dapat menjadi alternatif dari tes kesehatan yang tidak dapat dilaksanakan sepanjang waktu. Sedangkan jam tangan pintar dapat dikenakan dan mendeteksi kondisi tubuh setiap waktu.

"Masalah [dengan pengujian] adalah Anda tidak dapat melakukannya pada orang sepanjang waktu, sedangkan perangkat ini mengukur Anda 24/7. Jam tangan pintar memberikan Anda kembali datanya secara langsung, dalam waktu nyata, sedangkan jika Anda beruntung, Anda akan mendapatkan pengujian kembali dalam beberapa hari,” jelas Profesor Snyder.

]]>
Penelitian: Smartwatches Bisa Jadi Alternatif Deteksi COVID-19

Berita Baru, Inovasi – Saat ini, pada dasarnya ada satu-satunya cara untuk mendeteksi atau menguji seseorang terinfeksi virus corona (COVID-19)  atau tidak adalah dengan melakukan tes di rumah sakit atau fasilitas kesehatan publik lainnya.

Masalahnya dengan tes ini seseorang harus pergi ke klinik atau rumah sakit dan kemudian harus menunggu hasilnya. Untuk itu sebuah penelitian dilakukan untuk menemukan cara bagaimana mendeteksi virus corona dalam tubuh secara pribadi dari rumah sendiri.

Dilansir dari laman Ubergizmo, menurut sebuah penelitian terbaru yang disebut Warrior Watch, menyarankan bahwa teknologi yang terpasang dalam sebuah jam tangan pintar atau smartwatches  sebenarnya dapat dikembangkan untuk memiliki kemampuan mendeteksi apakah seseorang mungkin terinfeksi atau tidak bahkan sebelum gejalanya muncul.

Rob Hirten, seorang penulis dan juga asisten profesor kedokteran di Icahn School of Medicine di Mount Sinai di New York berkata, "Tujuan (penelitian) kami adalah menggunakan alat untuk mengidentifikasi infeksi pada saat infeksi atau sebelum orang tahu bahwa mereka sakit."

Sebagaimana dilaporkan CBS MoneyWatch, Hirten mengatakan, “Kami sudah tahu bahwa penanda variabilitas detak jantung berubah seiring berkembangnya peradangan dalam tubuh, dan Covid adalah peristiwa peradangan yang luar biasa. Ini memungkinkan kami untuk memprediksi bahwa orang terinfeksi sebelum mereka menyadarinya. "

“Ini dilakukan dengan melihat detak jantung pemakainya, di mana penelitian menunjukkan bahwa pasien yang terinfeksi virus corona mengalami variabilitas detak jantung yang lebih rendah, yang berarti hanya ada sedikit variasi waktu antara detak jantung,” tambah Hirten, dikutip Berita Baru, Sabtu (16/1/21).

Meskipun demikian, para peneliti mengatakan hal tersebut tetaplah bukan diagnosis pasti. Akan profesor Universitas Stanford Michael Snyder berkata pengembangan teknologi tersebut tetap akan membawa dampak baik bagi setiap orang untuk mengetahui kondisi tubuhnya lebih awal sebelum dampaknya lebih buruk.

Selain hal tersebut juga dapat menjadi alternatif dari tes kesehatan yang tidak dapat dilaksanakan sepanjang waktu. Sedangkan jam tangan pintar dapat dikenakan dan mendeteksi kondisi tubuh setiap waktu.

"Masalah [dengan pengujian] adalah Anda tidak dapat melakukannya pada orang sepanjang waktu, sedangkan perangkat ini mengukur Anda 24/7. Jam tangan pintar memberikan Anda kembali datanya secara langsung, dalam waktu nyata, sedangkan jika Anda beruntung, Anda akan mendapatkan pengujian kembali dalam beberapa hari,” jelas Profesor Snyder.

]]>
https://beritabaru.co/penelitian-smartwatches-bisa-jadi-alternatif-deteksi-covid-19/feed/ 0 https://beritabaru.co/wp-content/uploads/2021/01/Smartwatches-300x259.jpg
Menristek Resmikan Mesin Deteksi COVID-19 https://beritabaru.co/menristek-resmikan-mesin-deteksi-covid-19/ https://beritabaru.co/menristek-resmikan-mesin-deteksi-covid-19/#respond Thu, 16 Jul 2020 15:10:07 +0000 https://beritabaru.co/?p=36862 Ristek/BRIN

Berita Baru, Jakarta - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN), Bambang PS Brodjonegoro meresmikan pengoperasian mesin deteksi Covid-19, Cobas 6800 Systems.

Menteri Bambang mengungkapkan mesin yang dioperasikan oleh Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman ini mampu meningkatkan pemeriksaan sampel untuk mengidentifikasi Covid-19.

“Kami berbangga LBM Eijkman melakukan terobosan yaitu pada hari ini, menggunakan mesin yang nantinya bisa meningkatkan kapasitas pengujian menjadi 1.000 sampel per hari. Dengan metode mesin RT PCR biasa sebelumnya mampu 400 sampel,” kata Menteri Bambang saat peresmian pengoperasian mesin deteksi Covid-19 Cobas 6800 Systems di Gedung LBM Eijkman Jakarta, Kamis (16/7).

Menteri Bambang menjelaskan, dengan peningkatan kapasitas pengujian, maka akan sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo yang menargetkan dapat dilakukan pengujian tes Covid-19 sebanyak 30.000 spesimen per hari.

“Ada peningkatan dua setengah kali lipat sampel dalam sehari, dan tentunya akan sangat membantu target Bapak Presiden yang saat ini sampai 30.000 per hari. Kemudian kita juga harus mengejar target WHO. Dan ini lah saya yakin upaya pemerintah yang tidak kenal lelah memenuhi target-target dalam penanganan Covid-19,” ungkap Menteri Bambang.

Pada kesempatan yang sama, Kepala LBM Eijkman, Amin Soebandrio menambahkan bahwa sistem tersebut mampu meminimalisir kesalahan pre-analitik selama proses pemeriksaan Covid-19, serta mengurangi jumlah sumber daya manusia yang dibutuhkan, jika dibandingkan dengan proses pemeriksaan PCR Covid-19 secara manual.

"Fully automatic artinya terkendali kualitasnya terjamin dan lebih cepat. Per hari ini, Eijkman sudah melayani 274 fasilitas layanan kesehatan dari seluruh Indonesia, setiap hari kami menerima 700 sampai 800 sampel,” ungkap Kepala LBM Eijkman.

Mesin deteksi Covid-19 Cobas 6800 Systems adalah sistem otomatisasi yang khusus didesain untuk pengerjaan aplikasi yang highthrouput, seperti perhitungan viral load, skrining darah, dan uji mikrobiologi lainnya.

Sistem otomasisasi meliputi sistem tertutup untuk Ekstraksi RNA dan Amplifikasi PCR sampel klinis. Mesin yang dibuat oleh perusahaan kesehatan asal Swiss, F. Hoffman La Roche Ltd., ini merupakan mesin kedua yang ada di Indonesia.

Pengadaan mesin tersebut merupakan donasi dari PT Tempo Scan Pacific Tbk. melalui BNPB untuk membantu pengadaan Alat Pendeteksi Covid-19, dan selanjutnya disalurkan kepada LBM Eijkman untuk penguatan laboratorium.

Turut hadir dalam kesempatan ini Inspektur Utama Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Tety Saragih; Sekretaris Utama Badan Intelejen Negara, Bambang Sunarwibowo; Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Kemenristek/BRIN, Ali Ghufron Mukti; Presiden Komisaris PT Tempo Scan Pacific Tbk, Handojo Selamet Muljadi.

]]>
Ristek/BRIN

Berita Baru, Jakarta - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN), Bambang PS Brodjonegoro meresmikan pengoperasian mesin deteksi Covid-19, Cobas 6800 Systems.

Menteri Bambang mengungkapkan mesin yang dioperasikan oleh Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman ini mampu meningkatkan pemeriksaan sampel untuk mengidentifikasi Covid-19.

“Kami berbangga LBM Eijkman melakukan terobosan yaitu pada hari ini, menggunakan mesin yang nantinya bisa meningkatkan kapasitas pengujian menjadi 1.000 sampel per hari. Dengan metode mesin RT PCR biasa sebelumnya mampu 400 sampel,” kata Menteri Bambang saat peresmian pengoperasian mesin deteksi Covid-19 Cobas 6800 Systems di Gedung LBM Eijkman Jakarta, Kamis (16/7).

Menteri Bambang menjelaskan, dengan peningkatan kapasitas pengujian, maka akan sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo yang menargetkan dapat dilakukan pengujian tes Covid-19 sebanyak 30.000 spesimen per hari.

“Ada peningkatan dua setengah kali lipat sampel dalam sehari, dan tentunya akan sangat membantu target Bapak Presiden yang saat ini sampai 30.000 per hari. Kemudian kita juga harus mengejar target WHO. Dan ini lah saya yakin upaya pemerintah yang tidak kenal lelah memenuhi target-target dalam penanganan Covid-19,” ungkap Menteri Bambang.

Pada kesempatan yang sama, Kepala LBM Eijkman, Amin Soebandrio menambahkan bahwa sistem tersebut mampu meminimalisir kesalahan pre-analitik selama proses pemeriksaan Covid-19, serta mengurangi jumlah sumber daya manusia yang dibutuhkan, jika dibandingkan dengan proses pemeriksaan PCR Covid-19 secara manual.

"Fully automatic artinya terkendali kualitasnya terjamin dan lebih cepat. Per hari ini, Eijkman sudah melayani 274 fasilitas layanan kesehatan dari seluruh Indonesia, setiap hari kami menerima 700 sampai 800 sampel,” ungkap Kepala LBM Eijkman.

Mesin deteksi Covid-19 Cobas 6800 Systems adalah sistem otomatisasi yang khusus didesain untuk pengerjaan aplikasi yang highthrouput, seperti perhitungan viral load, skrining darah, dan uji mikrobiologi lainnya.

Sistem otomasisasi meliputi sistem tertutup untuk Ekstraksi RNA dan Amplifikasi PCR sampel klinis. Mesin yang dibuat oleh perusahaan kesehatan asal Swiss, F. Hoffman La Roche Ltd., ini merupakan mesin kedua yang ada di Indonesia.

Pengadaan mesin tersebut merupakan donasi dari PT Tempo Scan Pacific Tbk. melalui BNPB untuk membantu pengadaan Alat Pendeteksi Covid-19, dan selanjutnya disalurkan kepada LBM Eijkman untuk penguatan laboratorium.

Turut hadir dalam kesempatan ini Inspektur Utama Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Tety Saragih; Sekretaris Utama Badan Intelejen Negara, Bambang Sunarwibowo; Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Kemenristek/BRIN, Ali Ghufron Mukti; Presiden Komisaris PT Tempo Scan Pacific Tbk, Handojo Selamet Muljadi.

]]>
https://beritabaru.co/menristek-resmikan-mesin-deteksi-covid-19/feed/ 0 https://beritabaru.co/wp-content/uploads/2019/11/BRIN-300x169.jpeg