Kong, yang kini berusia 30 tahun dan merupakan anggar nomor satu dunia, itu dengan penuh semangat membicarakan kekuatan berpikir positif dan dampaknya yang transformatif terhadap kariernya. Ia mengungkapkan bagaimana ia memanfaatkan energi gugupnya dan mengubahnya menjadi regimen latihan intensif yang meningkatkan kepercayaan dirinya menjelang Olimpiade. "Setiap kali saya merasa gugup, saya mengalihkan energi tersebut ke dalam latihan. Semakin cemas saya, semakin keras saya berlatih, dan itu memberi saya kepercayaan diri untuk tampil maksimal di Olimpiade. Saya belajar untuk tidak takut pada hasilnya, tetapi fokus untuk memberikan yang terbaik," seperti dikutip dari Bernama. Dengan hampir dua dekade pengalaman di dunia anggar, kemenangan Kong di Paris diraih meski menghadapi berbagai tantangan, termasuk dua ligamen cruciatum yang robek. Setelah kemenangan Olimpiade, ia mengumumkan pensiun dari anggar profesional dan mengungkapkan rencananya untuk memulai karier baru. Kong juga berencana mendirikan yayasan untuk membantu anak-anak menemukan kembali kegembiraan dan keceriaan dalam berolahraga. Youth Development Summit yang bertema "Set Sail for New Horizons" ini menjadi platform utama untuk keterlibatan pemuda, menarik lebih dari 500 peserta internasional dari berbagai wilayah seperti Cina Daratan, Singapura, Jepang, Laos, Malaysia, Filipina, Indonesia, dan Thailand. Adam Adli, Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia yang hadir dalam summit tersebut, menekankan peran penting pemberdayaan pemuda dalam membentuk masa depan. Dalam pidatonya, ia menyoroti pentingnya memberikan alat, peluang, dan pola pikir yang diperlukan bagi pemuda untuk meraih kesuksesan.