Sutradara Beberkan Sinopsis ‘Winnie the Pooh: Blood and Honey’
Berita Baru, Entertainment – Karakter Winnie The Pooh dan sahabatnya, Piglet, dikenal lucu dan inspiratif. Namun di bawah bendera Jagged Edge Productions, film Winnie the Pooh: Blood and Honey, keduanya akan muncul sebagai sosok antagonis.
Karakter yang diciptakan oleh A.A. Milne itu justru menjadi pemeran utama dari film bertema slasher tersebut. Slasher merupakan bagian dari genre film horor yang kerap menampilkan karakter pembunuh psikopat dengan cara menghabisi korban secara brutal.
Winnie the Pooh: Blood and Honey telah selesai diproduksi awal bulan ini. Rumah produksi telah merilis cuplikan pertama yang menunjukkan Pooh dan Piglet berpose seakan bakal menyerang seorang wanita muda berpakaian minim yang tengah bersantai di bak mandi air panas.
Sontak cuplikan gambar ini menggegerkan para netizen, bahkan sutradara Rhys Waterfield menganggap reaksi netizen “benar-benar gila.”
“Karena semua publikasi dan hal-hal lain, kami akan mulai mempercepat pengeditan dan menyelesaikannya melalui pasca produksi secepat mungkin,” ujarnya dalam interview dengan Variety.
Meski mempercepat proses, produser Dragon Fury itu menegaskan bahwa kualitas akan menjadi prioritas utama.
‘Winnie the Pooh’ yang liar dan ganas
Sebagai penulis dan produser film ini, Rhys mengungkapkan bahwa penonton akan berkesempatan menyaksikan sisi lain Pooh dan Piglet sebagai ‘penjahat utama.’ Mereka berubah setelah Christopher Robin meninggalkan mereka untuk belajar di perguruan tinggi. Kepergian Robin menjadikan kehidupan Pooh dan Piglet sulit karena akses mereka pada makanan semakin terbatas.
“Karena mereka harus berjuang sendiri, mereka pada dasarnya menjadi liar. Jadi mereka kembali ke akar hewani mereka. Mereka tidak lagi jinak: mereka seperti beruang ganas dan babi yang ingin berkeliling dan mencoba mencari mangsa,” jelas Rhys.
Kekhawatiran sang sutradara
Satu hal yang Rhys khawatirkan, terutama dengan semua publisitas baru-baru ini, adalah apakah pendapat Disney sendiri tentang Winnie the Pooh: Blood and Honey. Meskipun cerita A.A. Milne tidak memiliki hak cipta, Disney tetap menggunakan interpretasi eksklusif mereka tentang Pooh dan teman-temannya.
Rhys menggarisbawahi upaya tim produksi untuk sangat berhati-hati. Kami tahu ada batas antara itu, dan kami tahu apa hak cipta mereka dan apa yang telah mereka lakukan. Jadi kami melakukan sebanyak yang kami bisa untuk memastikan [film] hanya didasarkan pada versi tahun 1926,” ungkapnya.
Itulah sebabnya, beruang Pooh versi Rhys memakai setelan penebang kayu alih-alih kaus merah kecil yang selama ini khas dengannya, sementara Piglet berpakaian hitam. Demi menjaga kehati-hatian itu, Rhys juga tak menampilkan karakter lain yang masih dalam hak cipta, seperti Tigger.
Meski demikian, ada adegan yang menampilkan batu nisan Eeyore, seekor keledai malang yang telah dimakan oleh Pooh dan Piglet yang kelaparan.
Bagaimana, siap menyaksikan kehororan Pooh dan Piglet?