Suriah Kecam Keputusan Israel untuk Membangun Pemukiman Baru di Dataran Tinggi Golan
Berita Baru, Internasional – Suriah mengecam keputusan Israel untuk meningkatkan jumlah pemukim Israel di bagian Dataran Tinggi Golan yang diduduki, lapor Kantor Berita Arab Suriah (SANA) Senin (11/10), mengutip sumber resmi di Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat Suriah.
Menurut SANA, tindakan Israel itu agresif dan menekankan sifat ekspansionis yang memicu permusuhan terhadap Suriah. Selain itu, SANA menyebut bahwa Israel (sebenarnya) tidak dapat mengubah status hukum Golan Suriah sebagai wilayah pendudukan.
Sebelumnya pada hari Senin, Perdana Menteri Israel Naftali Bennett, berbicara pada konferensi surat kabar Makor Rishon di Dataran Tinggi Golan, ia mengatakan bahwa Israel bermaksud untuk menggandakan jumlah penduduk dan membangun dua pemukiman baru di Dataran Tinggi Golan.
Seperti dilansir dari Sputnik News, Israel awalnya merebut daerah itu dalam perang 1967 dan mencaploknya pada 1981. Namun, Dewan Keamanan PBB menganggap Golan sebagai bagian dari teritori Suriah.
Pada 11 Oktober 2018, bendera Israel telah terpasang di depan desa Majdal Shams di Dataran Tinggi Golan yang dikuasai Israel. Pada 22 Maret 2019, Suriah mengecam pernyataan mendadak Presiden Donald Trump yang mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel. “Pernyataan itu tidak bertanggung jawab dan merupakan ancaman bagi perdamaian dan stabilitas internasional.”
Pemerintah AS di bawah Donald Trump mengeluarkan arahan presiden yang mengakui kedaulatan Israel atas wilayah itu pada 2019, tetapi langkah itu dikritik oleh Uni Eropa, Rusia, dan banyak negara lain.
Wilayah ini mencakup dua pertiga bagian barat Dataran Tinggi geologis Golan dan bagian Gunung Hermon yang diduduki Israel.