Suriah Bergejolak; Amerika akan Memasok Amunisi dan Bantuan Kemanusiaan
Berita Baru, Internasional – Pada hari Senin (2/3), Mark Esper selaku Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) mengatakan pihaknya tidak akan memberi bantuan pertahanan udara Patriot AS kepada Turki yang kini sedang sedang bergejolak.
Namun, James Jeffrey selaku perwakilan khusus AS untuk Suriah mengatakan bahwa pihaknya ingin mendukung operasi Turki di Idlib dengan memasok amunisi dan bantuan kemanusiaan.
Dikutip dari Reuters, pada hari Selasa (3/3), James mengatakan kepada wartawan di Hatay, bahwa “Kami bersedia memberikan – misalnya, Presiden [Trump] menyebutkan ini – amunisi.”
“Turki adalah sekutu NATO. Kami memiliki program penjualan militer asing yang sangat besar. Sebagian besar militer Turki menggunakan peralatan dari AS. Kami akan memastikan peralatan itu siap dan dapat digunakan,” imbuh Jeffrey.
Jeffrey juga mencatat bahwa AS berbagi intelijen dengan Turki melalui NATO. Ia juga menekankan bahwa AS akan “memastikan bahwa Turki akan memiliki apa yang mereka butuhkan di sana.”
Pada hari Selasa (3/3) Jeffrey dan Kelly selaku duta besar AS melakukan kunjungan darurat ke Turki, tepatnya provinsi Idlib, Suriah, meskipun daerah itu sedang mengalami gejolak pertempuran. Gejolak pertempuran berupa keterlibatan militer Turki dalam perang penembakan dengan pasukan Suriah dalam beberapa hari terakhir.
Namun gambar yang harus diverifikasi dari delegasi AS seperti Jeffrey dan pejabat AS lainnya ketika melakukan kunjungan di Idlib, adalah tentang gambar mereka yang berpose dengan anggota White Helmets.
David Satterfield selaku Duta Besar AS untuk Turki, yang juga merupakan bagian dari delegasi, mengkonfirmasi bahwa Washington masih mempertimbangkan permintaan Turki terkait permintaan bantuan pertahanan udara rudal Patriot AS.
Presiden Trump mengungkapkan pada hari Sabtu (29/2) bahwa dirinya telah berbicara dengan Presiden Erdogan tentang permintaan Ankara terkait sistem rudal Patriot AS. Turki telah mendesak AS untuk memasok sistem rudal tersebut untuk bisa ditempatkan di perbatasan selatan Turki di tengah ketegangan yang meningkat di Idlib.
Pada hari Senin (2/3), Mark Esper selaku Ketua Pentagon mengindikasikan bahwa AS tidak akan memberi Turki dukungan udara di Suriah. Dia menambahkan bahwa langkah-langkah dukungan AS dapat mencakup peningkatan bantuan kemanusiaan.
Militer Turki melancarkan serangan militer besar-besaran di Idlib pekan lalu setelah serangan Suriah yang menargetkan militan Nusra* menewaskan hampir tiga lusin tentara Turki yang beroperasi di daerah yang sama. Suriah memulai operasi di Idlib pada Desember, menyusul serangan berulang-ulang terhadap pasukan Suriah oleh gerilyawan jihad.
- a.k.a. al-Qaeda di Suriah, sebuah kelompok teroris yang dilarang di Rusia dan banyak negara lainnya.
Penerjemah | Ipung |
Sumber | Sputnik News |