Suara Revolusi PSSI dari Yogyakarta
Berita Baru, Jakarta – Kantor Asprov PSSI Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) disegel oleh kelompok yang bergerak dalam aksi solidaritas untuk tragedi Kanjuruhan.
Dari beberapa foto yang tersebar di media sosial, tampak di lokasi kejadian dua bentangan spanduk. Satu spanduk bertulis “Football reflects society revolusi PSSI”, satunya memuat pesan “Usut tuntas tragedi Kanjuruhan”.
Selain itu beberapa tuntutan dan aspirasi juga disampaikan dalam selembar kertas yang juga sekaligus menyegel pintu depan kantor Asprov PSSI DIY.
Baik di spanduk atau dalam surat tuntutannya, tak ada yang menyebutkan asal komunitas ataupun latarbelakang hanya mengatakan sebagai bagian dari solidaritas untuk Kanjuruhan.
Kelompok tersebut menyuarakan 4 poin tuntutan. Pertama menuntut Asprov untuk bersikap terkait tragedi Kanjuruhan dan berperan aktif dalam mengawal kasus tersebut.
“Revolusi PSSI,” bunyi tuntutan kedua solidaritas untuk kanjuruhan.
Ketiga mereka menuntut Asprov lebih dalam pengambilan keputusan dan menghilangkan kepentingan politik praktis jika terjadi KLB karena Asprov merupakan representasi pecinta sepakbola DIY.
“Apabila segel tersebut dibuka, berarti Asprov PSSI DIY telah menyetujui tuntutan dan berkomitmen mengawal tuntutan,” tegasnya.
Sie Keamanan Asprov PSSI DIY, Iput Yulianto mengatakan, terdapat 10 orang yang datang ke kantor Asprov dan melakukan penyegelan pada Minggu (9/10) malam. Orang-orang tersebut tak menyebutkan nama ataupun asal komunitas sehingga sulit diidentifikasi.
“Kami sempat ajak diskusi, karena kami terbuka untuk berbincang dan kebetulan memang tengah malam itu masih ada kegiatan dalam rangka mempersiapkan Liga 3 DIY. Tahu-tahu hanya berjalan ke pintu depan, memasang spanduk, menyegel dan kemudian pergi. Kami ajak diskusi, karena ini kan kami menerima tamu tapi mereka tidak berkenan,” ungkapnya, dikutip dari krjogja.com.
Saat ini, berdasar unggah foto akun Twitter @mafiawasit, Senin (10/10) malam, “Benner tersebut sudah dicopot. Bannernya dah bersih, walau kantor Asprovnya masih kotor” tulisnya dengan disertai hastag #MataramMelawan.