Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Studi: Sel Non-Imun Melepaskan Protein Seperti Deterjen untuk Membunuh Saat Tubuh Diserang Bakteri
Caption: Ilustrasi Sel. Foto: Freepik/kjepargeter

Studi: Sel Non-Imun Melepaskan Protein Seperti Deterjen untuk Membunuh Saat Tubuh Diserang Bakteri



Berita Baru, Internasional – Pada hari Jumat (16/7), sejumlah ilmuan mengungkapkan bahwa ketika diserang oleh penyerbu bakteri, sel-sel manusia yang bukan bagian dari sistem kekebalan tubuh, melepaskan protein seperti deterjen yang melarutkan potongan membran dalam bakteri dan akhirnya membunuhnya.

Para ilmuan itu antara lain: Ryan G. Gaudet, Shiwei Zhu, Anushka Halder, Bae-Hoon Kim, Clinton J. Bradfield, Shuai Huang, Dijin Xu, Agnieszka Mamiñska, Thanh Ngoc Nguyen, Michael Lazarou, Erdem Karatekin, Kallol Gupta, dan John D. MacMicking.

Temuan itu diterbitkan di Jurnal Internasional Science pada Jumat (16/7) dengan seri volume Vol. 373, Issue 6552.

Menurut para ilmuwan, itu adalah ‘sistem pertahanan kuno’ dan dapat memberikan wawasan baru tentang pengembangan pengobatan untuk infeksi baru. Mereka juga mengungkapkan bahwa sel-sel tersebut, yang dinamai APOL3, bekerja seperti sabun yang membersihkan lemak.

John MacMicking, seorang ahli imunologi di Universitas Yale dan penulis utama studi tersebut, telah mengungkapkan bahwa pertahanan seluler ini sering diabaikan pada manusia.

“Sel kekebalan manusia, seperti antibodi (imun) atau sel darah putih, mendapat banyak perhatian, tetapi semua sel [selain sel imun] diberkahi dengan beberapa kemampuan untuk memerangi infeksi”, kata MacMicking.

Umumnya, sel-sel non-imun mengandalkan peringatan dari sel-sel imun untuk memerangi infeksi. Setelah gangguan terdeteksi, sel imun khusus melepaskan sinyal alarm yang disebut interferon-gamma. Sinyal ini memicu sel lain, termasuk sel epitel yang melapisi tenggorokan dan usus dan sering menjadi sasaran patogen untuk bereaksi.

Tim ilmuwan menginfeksi sel epitel manusia versi laboratorium dengan bakteri Salmonella, yang dapat memanfaatkan interior kaya nutrisi sel untuk mengetahui dasar molekuler dari fenomena ini.

Kemudian, tim menyaring lebih dari 19.000 gen manusia, mencari gen yang memulai perlindungan dari infeksi.

Menariknya, satu gen, yang berisi instruksi untuk protein yang disebut APOL3 melakukan sesuatu yang berbeda. Ketika para ilmuwan, menggunakan mikroskop bertenaga tinggi, memperbesar molekul APOL3 yang beraksi di dalam sel inang, mereka menemukan bahwa protein berkerumun, menyerang bakteri dan akhirnya membunuh mereka.

“Kami sedikit terkejut menemukan aktivitas seperti deterjen di dalam sel manusia karena molekul seperti itu juga dapat melarutkan membran inang”, kata MacMicking.

Namun, para peneliti menemukan bahwa APOL3 secara khusus menargetkan lipid (kelompok molekul alami yang meliputi lemak, lilin, sterol, vitamin yang larut dalam lemak, monogliserida, digliserida, trigliserida, fosfolipid, dan lain-lain) yang ditemukan pada bakteri, dan aktivitasnya diblokir oleh kolesterol, yang merupakan komponen umum dari membran sel mamalia, yang membuat jaringan manusia tidak terpengaruh.

Pada dasarnya, protein ini dapat dengan mudah membedakan antara membran bakteri dan membran inang.