Studi: Orang Kulit Hitam Amerika Alami 1,63 Juta Kematian Berlebih dalam Dua Dekade Terakhir

Berita Baru, Internasional – Penduduk kulit hitam di Amerika Serikat telah mengalami lebih dari 1,63 juta kematian berlebih jika dibandingkan dengan penduduk kulit putih selama dua dekade terakhir, kata sebuah studi baru yang diterbitkan pada Selasa (16/5).

Setelah periode kemajuan dalam mengurangi rasisme, perbaikan terhenti, dan perbedaan antara populasi kulit hitam dan populasi kulit putih memburuk pada tahun 2020, menurut penelitian yang diterbitkan dalam Journal of American Medical Association.

Seperti dilansir dari Xinhua News, dari tahun 1999 hingga 2020, tingkat kematian yang lebih tinggi terjadi secara tidak proporsional pada laki-laki dan perempuan kulit hitam masing-masing 997.623 dan 628.464 kematian berlebih, yang mewakili hilangnya lebih dari 80 juta tahun kehidupan, menurut penelitian tersebut.

Penyakit jantung memiliki tingkat kematian berlebih tertinggi, dan tingkat kehilangan nyawa potensial selama bertahun-tahun adalah yang terbesar di antara bayi dan orang dewasa paruh baya, menurut penelitian tersebut.

Di tengah upaya di Amerika Serikat untuk mempromosikan pemerataan kesehatan, ada kebutuhan untuk menilai kemajuan baru-baru ini dalam mengurangi kematian berlebih dan potensi kehilangan nyawa bertahun-tahun di antara populasi kulit hitam dibandingkan dengan populasi kulit putih, kata studi tersebut.

“Tingkat kematian yang tinggi di antara orang kulit hitam tidak ada hubungannya dengan genetika dibandingkan dengan sejarah panjang diskriminasi negara itu, yang telah merusak kesempatan pendidikan, perumahan, dan pekerjaan bagi generasi orang kulit hitam,” kata Clyde Yancy, seorang penulis studi dan kepala. kardiologi di Fakultas Kedokteran Feinberg Universitas Northwestern.

Sebuah studi pendamping mengungkapkan bahwa ketidaksetaraan ras dan etnis merugikan Amerika Serikat setidaknya 421 miliar dolar AS pada tahun 2018, berdasarkan biaya pengobatan, kehilangan produktivitas, dan kematian dini, lapor NBC News.