Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Status Resmi keanggotaan Iran di SCO akan Ditandatangani di Uzbekistan

Status Resmi keanggotaan Iran di SCO akan Ditandatangani di Uzbekistan



Berita Baru, Internasional – Status Iran sebagai anggota resmi Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) akan ditandatangani pada pertemuan puncak mendatang di Uzbekistan, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanani Chafi telah mengumumkan.

Dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan di akun Telegram Kementerian pada hari Senin (12/9), Chafi mengatakan bahwa proses penerimaan Iran ke SCO hampir selesai, ia  menggembar-gemborkan keanggotaan Republik Islam dalam organisasi itu sebagai sesuatu yang layak dan saling menguntungkan..

“Sebuah negara penting di kawasan, Iran memiliki potensi untuk menguntungkan SCO berkat sumber daya energinya, potensi ekonomi yang besar, dan lokasi di rute koridor transportasi Utara-Selatan,” tambah juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran.

Seperti dilansir dari Sputnik News, pernyataan itu muncul ketika layanan pers Presiden Uzbekistan, Shavkat Mirziyoyev, melaporkan bahwa diskusi dengan timpalannya dari Iran, Ibrahim Raisi, akan ambil bagian selama KTT SCO yang dijadwalkan pada 15-16 September di kota Samarkand.

Layanan pers menambahkan bahwa Samarkand juga akan menjadi tuan rumah pembicaraan tingkat tinggi antara Raisi dan Mirziyoyev, yang diharapkan dibahas melalui pengembangan kolaborasi penuh Iran-Uzbekistan.

Iran saat ini memiliki status pengamat dalam SCO. Pada tahun 2008, negara tersebut mengajukan keanggotaan penuh, tetapi organisasi tersebut menolak untuk mempertimbangkan aplikasi pengajuan tersebut di tengah sanksi PBB terhadap Iran atas program nuklirnya.

SCO adalah aliansi politik, militer dan ekonomi, yang didirikan pada tahun 2001 dan saat ini mencakup Rusia, Kazakhstan, Kirgistan, Tajikistan, Uzbekistan, China, India, dan Pakistan.

Di antara negara-negara pengamat aliansi adalah Afghanistan, Belarus dan Mongolia, sementara Azerbaijan, Kamboja, Armenia, Nepal, Turki dan Sri Lanka memiliki status mitra dialog.