Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Angkie Yudistia
Staf Khusus Presiden bidang sosial Angkie Yudistia dalam dialog Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XIV: Kesetaraan dan Prestasi Disabilitas, Senin, 1 November 2021. (Foto: Screenshot)

Stafsus Angkie Sebut Pemerintah Komitmen Bangun Pusat Pelatihan Atlet Disabilitas



Berita Baru, Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) berkomitmen untuk membangun pusat pelatihan bagi para atlet penyandang disabilitas.

Hal itu diungkap Staf Khusus Presiden bidang sosial Angkie Yudistia dalam dialog Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XIV: Kesetaraan dan Prestasi Disabilitas secara daring.

Angkie, sapaan akrabnya, mengatakan bahwa pusat pelatihan atau training camp tersebut juga akan dilengkapi dengan sport science yang disediakan khusus untuk mereka.

“Selain itu akan dibangun sentra olahraga di sepuluh provinsi di Indonesia,” kata Stafsus bidang sosial Angkie Yudistia, Senin (1/11).

Menyambut Peparnas XIV yang akan digelar di Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura, Angkie mengungkap, pemerintah menekankan pentingnya regenerasi serta pembinaan atlet penyandang disabilitas guna mengimplementasikan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2026 tentang Penyandang Disabilitas, beserta sembilan aturan turunannya.

Selain itu, tutur Angkie, dalam aturan turunan dari UU tersebut berupa Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2019 tentang Perencanaan, Penyelenggaraan dan Evaluasi terhadap Penghormatan, Pelindungan dan Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas.

Angkie menegaskan, salah satu poin yang dilakukan pemerintah adalah membuka kesempatan penyandang disabilitas di bidang olahraga.

“Kementerian teknis adalah Kemenpora dan terus kami akomodir agar target capaian terwujud, seperti tercapainya penyandang disabilitas yang mengikuti kompetisi olahraga dan tersedianya pelatih dan infrastruktur supaya penyandang disabilitas dapat memaksimalkan potensinya,” ujarnya.

Menurutnya, peparnas bisa menjadi wadah penyandang disabilitas untuk unjuk kemampuan dan prestasi membawa nama daerah, sekaligus mengubah stigma menjadi positif bahwa mereka bisa juga menorehkan prestasi.

Selain itu, kata Angkie, peparnas merupakan perhelatan besar yang harus terus diangkat agar tidak kalah meriah dengan Pekan Olahraga Nasional (PON).

“Saya yakin masyarakat dapat menyambut baik. Ini membuktikan para penyandang disabilitas mampu setara, dengan prestasi-prestasu mereka,” tukasnya.